"MEA lebih menjadi ancaman bagi sektor industri kecil dan menengah, karena secara permodalan, SDM, kemampuan produksi maupun kualitas, kami belum siap," kata Waluyo, salah seorang pengusaha industri kerupuk kulit rambak, di Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (21/6/2015).
Kekhawatiran Waluyo mengacu pada kondisi kelesuan perekonomian nasional saat ini, yang dinilainya telah memukul hampir semua sektor industri, termasuk kuliner. Menurunnya volume produksi hingga kisaran 70 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya itu membuat tantangan industri kecil semakin berat.
Ironisnya, kalangan UKM tidak mengetahui secara pasti penyebab anjloknya animo pasar terhadap produk-produk yang mereka hasilkan. "Sulit dijelaskan, karena sepertinya ini dampak ekonomi makro yang berimbas ke ekonomi mikro secara nasional. Kebijakan pemerintah dalam hal ini tentu sangat berpengaruh," ujar Waluyo.
Industri kuliner yang digeluti Waluyo dan pengusaha kecil lain di sektor usaha yang sama sebenarnya hanya sedikit "terpapar" resesi ekonomi nasional. Jika tahun sebelumnya, setiap memasuki Ramadan permintaan bisa melonjak 100-200 persen, tahun ini mereka hanya menikmati separuhnya.
Karena itu, dirinya berharap ada dukungan dari pemerintah dalam mengurangi dampak penurunan perekonomian yang mereka alami, sekaligus perlu dukungan masyarakat untuk lebih memilih produk buatan bangsa sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News