Illustrasi (ANT,AMPELSA)
Illustrasi (ANT,AMPELSA)

Elnino Untungkan Sektor Perikanan

Antara • 24 Juni 2015 14:51
medcom.id, jakarta:  Pengamat perikanan dan kelautan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Dr Feliks Rebhung mengatakan gelombang panas Elnino yang diprediksi BMKG dan Lapan terjadi mulai Juni hingga November 2015 akan membawa keuntungan bagi sektor perikanan.
 
"Gelombang panas itu mungkin bagi sektor pertanian dan perkebunan serta irigasi akan terjadi kekeringan, kebakaran hutan dan dampak negatif lainnya, tetapi untuk perikanan dan kelautan menjadi berkah karena jumlah 
ikan meningkat," katanya, kepada Antara, di Kupang, Rabu (24/6/2015).
 
Doktor tamatan Fakultas Pertanian Tohoku Senday Univeritas Jepang di 1994 itu, mengungkapkan pendapatnya tersebut menanggapi kemungkinan akan terjadi gelombang panas Elnino di sekitar 18 provinsi termasuk di NTT dengan 17 kabupaten di antaranya (daerah NTT) terancam fenomena itu dan dampaknya bagi produksi perikanan dan kelautan.

Menurut Dosen pada Fakultas Perikanan Undana Kupang itu, kalau toh terjadi gelombang panas El Nino yang ditandai dengan menghangatnya suhu di permukaan Samudera Pasifik, para nelayan yang hidup dari laut itu 
harus menyambut dengan gembira karena akan meningkatkan produksi tangkapannya.
 
Sebab, menurut dia, ketika suhu permukaan laut menghangat, akan memicu salinitas yang semakin tinggi. Dengan salinitas yang tinggi, akan memicu plankton yang merupakan makanan ikan qbergerak ke atas permukaan. 
Otomatis ikan mengikuti gerakan makanan tersebut mengumpul di dekat permukaan.
 
Feliks Rebhung, yang juga ahli Biokimia Lipada dari Undana Kupang itu mencontohkan, pada saat Elnino melanda terakhir 1998, terjadi peningkatan produksi ikan hingga empat kali lipat, yakni dari 500 ton melonjak hingga 2.000 ton.
 
Dia menambahkan panen ikan berkat Elnino terjadi di Pantai Barat Sumatera dan Pantai Selatan Jawa, Bali serta Nusa Tenggara, seperti ikan lemuru (Sardinella lemuru Bleeker) yang mencapai peningkatan 80-98 persen di 
Selat Bali.
 
Selain itu, lanjut dia, jenis ikan lainnya yang diperkirakan melimpah, yakni ikan tuna yang berkumpul di tengah-tengah perairan hangat dan dingin. "Tuna ini tidak bisa bergerak langsung ke perairan dingin, dan otomatis dia 
akan berkumpul di kawasan Pasifik atau Elnino Southern Oscillation," katanya.
 
Untuk itu, ia mengimbau para nelayan serta pengusaha di bidang perikanan untuk memasang alat 'buoy' untuk memonitor suhu permukaan laut, klorofil, serta kecepatan arus.
 
Selain itu, tambah dia, perlu disiapkan fasilitas penerapan sistem rantai dingin di sepanjang pantai barat Sumatera dan Pantai Selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dalam rangka penyelamatan tangkapan nelayan yang melimpah. Karena itu, katanya, masyarakat terutama para nelayan, tidak perlu panik berlebihan dengan fenomena gelombang panas Elnino karena ada dampak negatif dan positifnya.
 
"Negatif, mungkin saja tidak baik untuk sektor pertanian dan pengairan serta irigasi, tetapi untuk sektor perikanan dan kelautan merupakan berkah," katanya.
 
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Lapan memprediksi gelombang panas El Nino akan terjadi mulai Juni hingga November 2015.
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan