Cisarua: PT Bank Mayora terus berupaya menjaga Loan to Funding Ratio (LFR) berada di atas ketentuan yang telah diterapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini sejalan dengan upaya Bank Mayora untuk secara kontinu menyeimbangkan kinerja pertumbuhan penyaluran kredit dengan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij menegaskan pihaknya menjaga agar LFR tidak berada di bawah level 78 persen atau di bawah ketentuan dari regulator terkait. Karenanya, kinerja penyaluran kredit dan pertumbuhan DPK dipantau secara seksama agar tidak ada yang penimbunan dana yang terlalu besar.
"Kita menginginkan LFR berada di angka 82,5 persen atau di atas ketentuan OJK. Kalau di bawah 78 persen kan kena disentif. Kalau di atas itu dapat insentif. Kita inginkan di atas itu dan kita akan seimbangkan kredit dan DPK," kata Irfanto, dalam 'Year End Media Gathering Bank Mayora 2017', di Cisarua, Jumat malam, 15 Desember 2017.
Irfanto menambahkan, situasi dan kondisi ekonomi Indonesia di sepanjang 2017 masih belum maksimal dan dampaknya dunia usaha menahan aktivitas bisnisnya. Hal semacam ini memberikan efek tersendiri terhadap permintaan kredit yang ujungnya pertumbuhan kredit Bank Mayora tumbuh single digit.
"Pertumbuhan (kredit) Bank Mayora sampai September angkanya naik single digit yakni sekitar 2-3 persen. Sebenarnnya secara riil, Bank Mayora tumbuh karena kita membukukan permintaan pinjaman baru. Hanya yang jadi masalah outstanding kita karena ada nasabah dengan berbagai alasan belum menyerap maksimal dan ada take over di tahun depan," tuturnya.
Akibat pertumbuhan sampai September 2017 tidak tumbuh maksimal akhirnya berdampak terhadap kinerja laba. Perolehan laba pada September tidak terlalu baik dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Selain itu, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) juga turut memengaruhi pembentukan laba.
"Karena pertumbuhan kredit tidak maksimal dan berdampak ke laba. Kedua, karena pembentukan CKPN. Jadi karena kita punya Non Performing Loan (NPL) naik yang sampai September 2016 kira-kira ada di dua persennan tapi di 2017 ini naik jadi ke tiga persen sekian," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id