"Kemungkinan besar BI 7 Days Repo akan ditahan dan tetap di 4,25 persen. Prediksi ini sampai Februari di tahun depan," kata Bhima, saat dihubungi Medcom.id, di Jakarta, Kamis, 14 Desember 2017.
Bila suku bunga dinaikkan, kata Bhima, bakal berdampak terhadap suku bunga kredit. Pasalnya pertumbuhan kredit hingga September lalu masih rendah yakni sebesar 7,9 persen. "Jika dinaikkan dampaknya akan negatif ke suku bunga kredit. BI diprediksi akan lebih hati-hati dan pro stabilitas," ungkap dia.
BI dipastikan telah melihat sejumlah risiko dalam beberapa minggu terakhir, mulai dari pengetatan moneter negara maju yang dapat memicu pembalikan modal dan risiko geopolitik di sejumlah wilayah. Bahkan, BI juga pasti sudah melihat kenaikan suku bunga Amerika Serikat oleh Federal Reserve.
Bhima menambahkan, BI akan menggunakan cadangan devisa untuk mengendalikan modal asing yang keluar dan rupiah yang rentan melemah. Per November lalu, cadangan devisa masih di angka USD125,9 miliar.
"Masih cukup untuk stabilisasi rupiah. Meskipun rupiah diproyeksi akan melemah Rp13.600-13.800 per USD akibat kenaikan Fed Fund Rate (FFR) tapi masih dalam level yang terkendali," tutupnya.
Sebelumnya, suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate berada pada posisi 4,25 persen dengan suku bunga deposit facility tetap 3,5 persen serta suku bunga lending facility berada pada posisi lima persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News