Menteri Perdagangan Thomas Lembong (Foto: MTVN/Angga Bratadharma)
Menteri Perdagangan Thomas Lembong (Foto: MTVN/Angga Bratadharma)

Pemerintah Butuh Waktu Selesaikan Dugaan Kartel Ayam

Angga Bratadharma • 04 Maret 2016 19:00
medcom.id, Jakarta: Kementerian Perdagangan (Kemendag) menilai persoalan adanya dugaan soal kartel ayam membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk bisa diselesaikan secara tuntas. Namun, Kemendag memastikan bahwa persoalan itu tidak akan dilempar-lempar ke kementerian lain atau saling tunjuk dalam artian menyalahkan pihak lain.
 
Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, persoalan adanya dugaan kartel ayam adalah tanggung jawab dari pemerintah. Dalam hal ini, tidak ada aksi lempar melempar persoalan ini ada di kementerian atau pihak mana. Pemerintah siap menyelesaikannya dengan baik.
 
"Apapun juga tentunya ini tanggung jawab dari pemerintah. Kita tidak lempar-lempar. Masalah apapun juga, seperti kinerja ekspor maka mana bisa sukses tanpa bantuan dari banyak kementerian. Tidak saling tunjuk atau lempar-lempar bola. Ini kita semua," kata Tom, biasa ia disapa, ketika melakukan Media Visit ke Media Group, di Jakarta, Jumat (4/3/2016).

Menurutnya, secara pribadi persoalan semacam ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk bisa selesai. Dalam hal ini, pemerintah membutuhkan waktu tidak sekadar satu atau dua minggu, bahkan satu bulan atau dua bulan. Butuh waktu yang lebih untuk itu.
 
"Saya pribadi, masalah-masalah ini akan butuh waktu. Masing-masing masalah ini kompleks. Memang terkadang kita tergoda untuk menyederhanakan agar masalah cepat selesai atau kita tidak sabaran. Tapi, kalau saya lihat kebenaran dan kenyataannya memang semua masalah butuh waktu," ungkap Tom.
 
Misalnya, Tom memberi contoh, Indonesia mengeluhkan soal volatilitas harga atau harga terus melonjak naik. Pada contohnya ini, Tom memberikan ilustrasi soal daging segar baik daging sapi atau ayam. Dalam aspek ini, banyak dari masyarakat kita jarang membeli daging segar melainkan lebih sering membeli daging beku.
 
"Saya pernah cerita ke Presiden, orang beli daging segar mungkin tidak ada masalah karena semua di stok dan ditempatkan di mesin pembeku. Tapi, tidak sesederhana itu. Andai kata rumah tangga beli daging beku, semua orang harus punya microwive dan listrik harus memadai. Itu contoh saya melihat bahwa akar masalah tidak hanya sekadar itu saja. Kompleks," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan