Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjelaskan, kemacetan di Kota Bandung memang disebabkan oleh infrastruktur jalan yang terbatas. Sebab, dengan kondisi jalanan Bandung yang sempit dan berkelok tidak memungkinkan adanya pelebaran jalan raya.
"Pertama memperbaiki infrastruktur jalan yang dari zaman Belanda pas-pasan. Jadi jalannya belok-belok dan kecil-kecil. Jadi mau dilebarkan juga repot," kata Ridwan, ditemui di Kantor Kemenko Maritim Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (24/11/2015).
Untuk itu, Kang Emil sapaan Ridwan Kamil menginginkan adanya inovasi berupa pembangunan transportasi publik berbasis rel. "Kami di Bandung memiliki dua program, bisa transportasi berbasis rel bisa monorel atau metro kapsul, dan juga cable car," lanjut dia.
Namun sayangnya, pembangunan cable car memerlukan dana yang besar. Untuk sebuah cable car membutuhkan dana mencapai Rp100 miliar per kilometer (km) sehingga jika dikalikan dengan kebutuhan Kota Bandung sebesar 20 km maka diperlukan dana hingga Rp20 triliun.
Oleh karena itu, Ridwan Kamil berharap negara mampu memberikan bantuan dana melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) guna membangun daerah tertinggal dan membangun daerah metropolitan.
"Jadi negara harus turun. Kalau tidak kotanya makin stres dan ekonomi melambat. Karena rumus matematikanya sederhana, ada kelancaran koneksi ekonomi juga meningkat perekonomian. Kemudian kami berharap ini menjadi percontohan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News