Ketua Umum API Ade Sudrajat (batik biru) (Foto: MTVN/Husen Miftahudin)
Ketua Umum API Ade Sudrajat (batik biru) (Foto: MTVN/Husen Miftahudin)

Kekurangan Pekerja, API Minta Pemerintah Bangun Asrama Karyawan

Husen Miftahudin • 18 Februari 2016 14:54
medcom.id, Jakarta: Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mencatat saat ini ada puluhan perusahaan tekstil baru yang membangun pabrik di kawasan Jawa Tengah (Jateng). Sayangnya, perusahaan-perusahaan tekstil tersebut kekurangan tenaga kerja untuk menjalankan pabrik tekstil.
 
Ketua Umum API Ade Sudrajat mengatakan, di Jawa Tengah terdapat beberapa kabupaten/kota yang memiliki jumlah pengangguran yang cukup tinggi. Namun demikian, potensi tenaga kerja itu tak dapat diserap karena tidak memiliki asrama khusus untuk karyawan, sedangkan jarak antara kabupaten/kota yang memiliki jumlah pengangguran tinggi cukup jauh ke lokasi pabrik tekstil itu.
 
"Misalnya satu provinsi itu kan terdiri lebih dari 20 kabupaten/kota. Industrinya kan tidak ada di semua kabupaten itu, biasanya di kabupaten ini ada penganguran 400 ribu, di sini 200 ribu, tapi belum tentu mereka mau ke sini karena mereka tidak nyaman karena di tempat indstri tekstil itu tidak ada tempat kos-kosannya," ujar Ade, usai konferensi pers, di Graha Surveyor Indonesia, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (18/2/2016).

Maka itu, pihaknya meminta agar pemerintah memfasilitasi asrama karyawan atau dormitory yang ditempatkan di dekat pabrik tekstil. Ini agar memberi kenyamanan pada para pekerja untuk mau dipekerjakan sebagai tenaga kerja di pabrik tekstil.
 
"Kami minta agar pemerintah membangun dormitory supaya bisa jalan karena infrastruktur dari kabupaten/kota di pabrik tekstil itu sudah jalan. Jadi konsep industrinya harus ada dormitory, ada perumahan karyawan, rumah susun dan segala macam yang akan mendorong karyawan dari kabupaten/kota tinggi pengangguran ke pabrik tekstil," papar dia.
 
Selain itu, Ade juga meminta pemerintah untuk memfasilitasi para pengangguran untuk diberikan pendidikan dan pelatihan. Ini agar industri mudah menyerap tenaga kerja yang siap dan handal dari sisi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
 
"Kita itu masih kurang (tenaga kerja) 100-200 ribu orang untuk puluhan perusahaan tekstil yang baru buka ini. Di sisi lain, pendidikan dan pelatihan kita jalankan terus dari industrinya, tapi pemerintah, misalnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga memberikan fasilitas itu agar tenaga kerjanya terampil dan berkualitas," pungkas Ade.
 
Sebelumnya, beberapa perusahaan melakukan efisiensi pengurangan tenaga kerja di tengah perubahan teknologi dan melambatnya ekonomi. Terpaksa ribuan tenaga kerja harus rela angkat kaki dari perusahaan-perusahaan yang melakukan pemangkasan tersebut.
 
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan akan siap merelokasi pekerja yang terkena pemangkasan tersebut ke beberapa industri tekstil yang tengah kekurangan pekerja.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan