Wakil Ketua Umum Kadin Suryani SF Motik menjelaskan, penurunan BI rate menjadi penting dilakukan agar dunia usaha di dalam negeri bisa bersaing dengan pelaku usaha (investor) dari negeri lain, khususnya di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Memang BI menahan BI rate 7,5 persen selama 11 bulan karena antisipasi kebijakan The Fed terkait suku bunganya. Tapi sekarang The Fed sudah pasti menaikkan. Untungnya pasar tidak berpengaruh. Cuma satu sampai dua hari dan normal kembali," jelas Suryani, dalam dialog 'Menjaga Ingatan: Ekonomi dan Politik 2015', di Gado-Gado Boplo Menteng, Jakarta, Sabtu (19/12/2015).
Ia menilai, dengan situasi dan kondisi sekarang ini maka BI harus bisa menurunkan BI rate di tahun depan. Hal itu perlu dilakukan agar semakin banyak dana yang bisa disalurkan ke pelaku usaha, lantaran bunga yang ditawarkan juga relatif rendah.
"Penyaluran kredit tumbuh bisa tinggi. Kalau tidak bisa, kita tidak bisa berharap pertumbuhan ekonomi di level tujuh persen," jelas dia.
Menurutnya, jika penurunan BI rate tidak melebih 0,5-1 persen maka dampaknya tidak signifikan bagi sektor usaha. Namun, bila target penurunan itu tercapai maka kondisi bisa terjadi sebaliknya di mana sektor usaha bisa menggeliat lebih baik lagi.
"Kalau 0,5-1 persen, efeknya luar biasa. Kita tidak tuntut lain. Negara tetangga bunganya sudah lima persen agar kita bersaing," pungkas Suryani
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
