"Mulai dari yang terbesar yakni food, travel fashion (halal tourism), cosmetic, education, financial, pharmaceutical, media and recreation, health care and wellness, dan art and culture," tutur Wakil Ketua Umum MES DKI Jakarta yang juga Pengamat Ekonomi dan Keuangan Syariah Safri Haliding, dalam artikelnya, Senin, 9 April 2018.
Dia menjelaskan tren halal dianggap bukan terkait dengan isu sentimen agama, namun dalam industri halal terdapat unsur tidak melanggar nilai agama, mengandung kebaikan dan keselamatan, keadilan, kebersihan, menyehatkan dan mengandung aspek style di dalamnya dan hal tersebut umumnya merupakan nilai universal.
"Peluang sebagai pemain utama industri halal sangat terbuka lebar didukung dengan makin terus bertambahnya lembaga dan negara yang menyadari potensi industri halal dan makin meningkatnya tren global terhadap industri halal," tutur dia.
Oleh karena itu agar tidak menjadi penonton dalam kue halal industri, maka Indonesia khususnya Jakarta harus menjadi pemain utama, sebagaimana Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Dia mengatakan pariwisata halal dapat dijadikan sebagai program dan sektor unggulan baik pemerintah pusat (Kementerian Pariwisata) maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Dengan berbagai potensi Jakarta sekaligus sebagai ibu kota maka Jakarta harus menjadi destinasi wisata halal nomor satu di dunia.
Berdasarkan data Bappenas di 2016 jumlah wisatawan mampu menembus angka 12 juta kunjungan wisatawan mancanegara. Dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, Indonesia berada di peringkat keempat, di bawah Thailand, Malaysia, Singapura.
Berdasarkan kewarganegaraan, Singapura, Malaysia dan Tiongkok adalah tiga kontributor wisatawan mancanegara terbesar. Sedangkan dari luar Asia terdapat, Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Di samping itu, sektor pariwisata berperan dalam penciptaan lapangan kerja, pemasukan devisa negara dan meskipun krisis global terjadi beberapa kali, jumlah perjalanan wisatawan internasional tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif, 25 juta orang (1950), 278 juta orang (1980), 528 juta orang (1995), 1,1 miliar orang (2014) (UNWTO-World Tourism Barometer, Jan. 2015).

Sumber: United National World Tourism Organization
Langkah Strategis
Dengan begitu besar potensi ekonomi, industri halal Tanah Air sangat penting untuk dikembangkan dengan berbagai cara. Pertama, pentingnya dukungan kebijakan dan peraturan terkait dengan pariwisata halal, sosialisasi, standarisasi, dan sertifikasi yang harus diciptakan oleh pemprov DKI serta mendorong dukungan dari lintas sektor di baik di Pemprov DKI maupun nasional.
Kedua, penetapan destinasi wisata halal. Pemprov DKI harus menetapkan prioritas lokasi wisata halal misalnya pulau seribu, Kota Tua, dan lain sebagainya, langkah lain harus segera menetapkan kategori lain seperti wisata alam; wisata budaya; wisata buatan yang dapat ditetapkan sebagai tujuan destinasi halal.
Ketiga, melakukan pengembangan infrastruktur dan ekosistem pariwisata. Dukungan infrastruktur sangat penting dalam menunjang destinasi dengan membangun sarana transportasi (moda transportasi angkutan jalan, sungai, danau dan penyeberangan, angkutan laut dan kereta api), prasarana transportasi (pelabuhan laut, bandara, stasiun) dan sistem transportasi (informasi rute dan jadwal, ICT, kemudahan reservasi moda).
Keempat, membangun prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas kawasan pariwisata. Kebutuhan sarana penunjang sangat penting agar menimbulkan kenyamanan selama berada di lokasi, sarana tersebut seperti untuk prasarana umum meliputi listrik, air, dan telekomunikasi.
"Kemudian pengelolaan limbah, untuk fasilitas umum meliputi keamanan, keuangan, perbankan, bisnis, kesehatan, sanitasi, dan kebersihan, khusus bagi penderita cacat fisik, anak-anak dan lanjut usia, rekreasi, lahan parkir dan ibadah dan fasilitas pariwisata meliputi akomodasi, rumah makan/restoran, informasi dan pelayan pariwisata, keimigrasian, TIC, dan e-tourism kios, polisi pariwisata dan satuan tugas wisata, toko cinderamata, penunjuk arah-papan informasi wisata-rambu lalu lintas wisata, bentuk bentang lahan," jelas dia.
Kelima, pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat setempat atau dibangun mental dan sikap agar sadar wisata dan membangun kapasitas penduduk setempat seperti peningkatan bahasa asing, pelatihan tour guide, dan lain sebagianya.
Keenam, gencar melakukan promosi, branding, positioning, dan investasi pariwisata halal. Pemprov harus ikut berperan aktif dalam event-event halal tourism baik nasional atau pun internasional serta aktif melakukan promosi keluar negeri dengan bekerja sama dengan berbagai pihak di luar negeri seperti memanfaatkan fungsi Kantor Kedubes RI di luar negeri, selain itu juga promosi investasi dan melakukan kegiatan forum bisnis baik di dalam maupun di luar negeri.
Harapannya dengan berbagai strategis yang digunakan dalam pengembangan industri halal maka potensi Indonesia melalui DKI Jakarta sebagai pusat industri halal dunia dapat terwujud serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga dapat menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat, bukan begitu Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News