Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Dini Murfiani mengatakan pada dasarnya suplai telur dalam kondisi terjaga. Namun sayangnya, hal itu terganggu ketika saat Lebaran para peternak ikut libur.
"Mereka cukup tapi tidak mengantisipasi lonjakan permintaan. Terlambat untuk menambah kapasitasnya. Pasalnya 21 hari baru menetas (waktu ayam bertelur) dan ayam tidak bisa dipaksa sekarang (bertelur)," ujarnya, di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin, 16 Juli 2018.
Selain itu, tambahnya, pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) ikut mengambil peran dalam penurunan produktivitas dari ayam-ayam petelur. Namun dari sisi kesehatan konsumen, ia menilai, kebijakan tersebut merupakan langkah yang benar.
"Pelarangan antibiotik ini adalah hal yang baik karena kita sebagai konsumen nantinya dapat terkena dampak," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News