Ajang MEA 2015 -- Ilustrasi FOTO: Dokumentasi Setkab
Ajang MEA 2015 -- Ilustrasi FOTO: Dokumentasi Setkab

MEA di Depan Mata, Pengusaha Wajib Bervisi Global

Fario Untung • 08 Januari 2015 09:51
medcom.id, Jakarta: Perubahan iklim ekonomi dunia yang semakin cepat dan kompetitif membuat persaingan antarnegara regional semakin ketat, salah satunya Indonesia yang akan menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Kondisi tersebut memaksa Indonesia perlu meningkatkan kebutuhan para pengusaha muda untuk memiliki visi global.
 
Demikian hal itu disampaikan oleh Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Hardini Puspasari, melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (8/1/2015). Menurut dia, pihaknya akan terus mendorong tumbuhnya wirausaha muda yang memiliki visi global agar mampu bersaing di dunia internasional dan berkontribusi besar dalam pembangunan ekonomi nasional.
 
"Kita ingin para wirausaha muda memilki visi global, artinya dari yang tadinya job seeker menjadi job creator, dan harus memiliki daya saing ditingkat global," ujar Hardini, dalam acara audiensi HIPMI bersama delegasi Harvard Asia Leadership Trek.

Hardini yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur Inmarkcomm itu memaparkan bahwa saat ini dunia sedang mengalami perlambatan ekonomi, baik negara berkembang maupun negara maju. Perlambatan ekonomi global tidak hanya terjadi di Asia, Eropa bahkan di Amerika serikat sebagai salah satu negara pusat ekonomi global.
 
Menurutnya, dengan adanya audiensi semacam ini, tentunya akan berimbas positif sehingga dapat menciptakan rasa saling berbagi dan bertukar informasi mengenai cara-cara untuk bagaimana menghadapi tantangan global di saat dunia tengah mengalami perlambatan ekonomi.
 
Ia mengungkapkan perihal tantangan wirausaha muda, terutama sektor UMKM yang saat ini diakuinya memang sangat berat. Salah satunya adalah tingginya tingkat suku bunga kredit yang diberlakukan oleh perbankan. Saat ini pun pemerintah belum sepenuhnya dapat memberikan fasilitas kepada pengusaha pemula.
 
"Sektor UKM masih susah sekali untuk bangkit, terutama dalam hal promotion, branding, packaging dan perlindungan hak cipta. Padahal kita harus akui dan boleh bangga dengan UKM kita yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi disaat krisis dengan segala keterbatasan yang ada," tambahnya.
 
Dalam audiensi ini, lanjut Hardini, teman-teman dari Harvard serta MIT (Massachusets Institute Technology) pun belajar dari para wirausaha muda Indonesia dan mereka juga sempat menyampaikan apresiasinya atas kemampuan UKM di Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi beberapa tahun lalu.
 
Sementara itu Ketua Umum BPP Hipmi, Raja Sapta Oktohari, menyambut positif delegasi mahasiswa yang berasal dari beberapa kampus terbaik dunia seperti Harvard maupun MIT tersebut. Ia mengatakan bahwa Hipmi merupakan organisasi pengusaha muda terbesar yang memiliki 40 ribu anggota sehingga akan menjadi kekuatan dominan di kancah MEA 2015.
 
"Tentu ini bagian dari networking yang kita bangun dan mereka memilih HIPMI. Diharapkan dengan acara ini akan semakin menambah wawasan teman-teman pengusaha muda di Indonesia," pungkas Okto.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan