"Industri TPT yang juga sektor padat karya berorientasi ekspor ini dapat menjadi jaring pengaman sosial karena banyak menyerap tenaga kerja. Hingga saat ini, diperkirakan mencapai tiga juta orang," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Senin 24 April 2017.
Kemenperin mencatat, pada 2016, nilai investasi industri TPT mencapai Rp7,54 triliun dengan perolehan devisa yang signifikan dari nilai ekspor sebesar USD11,87 miliar dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 17,03 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur.
Menurut Airlangga, industri TPT nasional selama tiga tahun terakhir ini mengalami kontraksi dalam pertumbuhannya, salah satunya didorong oleh investasi baru maupun perluasan pabrik dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi, yang salah satunya dilakukan oleh PT Sritex.
Untuk itu, pihaknya menyampaikan apresiasi kepada PT Sritex yang telah menambah investasinya sebesar Rp2,6 triliun guna meningkatakan kapasitas produksi di pabrik pemintalan (spinning) dan penyempurnaan kain (finishing), yang akan menyerap tenaga kerja baru sebanyak 3.500 orang.
"Hal ini tentu berdampak positif pada penerimaan pajak bagi negara serta sekaligus dapat memenuhi sebagian kebutuhan bahan baku kain dalam negeri yang saat ini masih diimpor," paparnya.
Direktur Utama PT Sritex Iwan Setiawan Lukminto mengungkapkan, perluasan pabrik memberikan peningkatan kapasitas produksi perusahaan. "Dengan perluasan tersebut, saat ini Sritex Grup memiliki 24 pabrik spinning, tujuh pabrik weaving, lima pabrik finishing dan 11 garment, dengan total karyawan lebih dari 50.000 orang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News