Bawang putih. (ANTARA/R Rekotomo).
Bawang putih. (ANTARA/R Rekotomo).

Akademisi: Budidaya Bawang Cocok Dikembangkan di NTT

11 Juni 2017 18:27
medcom.id, Kupang: Pengamat Pertanian Agribisnis Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Leta Rafael Levis, mengatakan budidaya tanaman pangan bawang cocok dikembangkan di NTT yang memiliki lahan potensial dan iklim yang mendukung.
 
"Hasil survei dan penelitian yang dilakukan Undana menunjukkan NTT memiliki karakteristik lahan dan iklim yang cocok untuk mendukung pengembangan tanaman bawang putih dan merah sebagai komoditas yang banyak dibutuhkan rumah tangga dan untuk kebutuhan obat-obatan lainnya," katanya dikutip dari Antara, Minggu 11 Juni 2017.
 
Dosen pada Fakultas Pertanian Lahan Kering Undana Kupang itu mengatakan, hal tersebut terkait langkanya komoditas ini dan upaya jangka panjang untuk mencegah pada tahun-tahun mendatang.

"Harga bawang putih di pasaran selalu mengalami fluktuasi yang ekstrim bahkan terkadang komoditas bumbu dapur itu sulit diperoleh pada waktu dan masa tertentu," jelas dia.
 
Di Kupang, misalnya kata Leta Levis, harga bawang putih sebelumnya melonjak tajam dengan harga eceran tertinggi Rp80.000 per kilogram (kg).
 
"Harga tersebut naik hampir dua kali lipat dari harga jual bawang putih pada bulan Mei 2017 yakni Rp50.000 per kg. Bahkan di Jakarta sendiri, harga bawang putih berkisar Rp60.000 - Rp65.000 per kg," katanya.
 
Harga tersebut katanya masih lebih tinggi dari harga acuan tertinggi Kementerian Perdagangan, yakni Rp38.000 per kg.Meskipun katanya, persoalan fluktuasi ekstrim ini dipicu oleh permintaan yang lebih besar dari pada ketersediaan bawang putih di pasaran.
 
Apalagi katanya di bulan Ramadan saat ini, lonjakan harga ini juga diperparah ulah para kartel bawang putih yang sering memainkan harga dengan mengatur suplai ke pasaran agar harganya melonjak.
 
Persoalan produksi bawang putih dalam negeri juga jadi faktor lain. Saat ini produksi bawang putih dalam negeri hanya sebesar 20.295 ton, jauh dari kebutuhan konsumen yang mencapai lebih dari 400 ribu ton per tahun, sehingga perlu juga adanya inovasi..
 
"Inovasi ini untuk membuat bawang putih bisa tumbuh subur dan berbuah di tanah-tanah tropis. Pengembangan produk pertanian ini bisa menjadi jawaban terhadap rendahnya produktifitas bawang putih dalam negeri," katanya.
 
Untuk itu, katanya tugas pemerintah, menurutnya, harus menekan impor agar dapat menumbuhkan produktifitas bawang putih dalam negeri. Harga bawang putih impor yang terlampau murah akan berdampak buruk bagi petani.
 
"Akhirnya petani juga malas membudidayakan tanam bawang ini meskipun faktor lahan dan iklimnya sangat mendukung, " pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan