"Kita berharap bahwa suku bunga ini akan turun, (menyambut baik) rencananya kan The Fed dan BI (menurunkan suku bunga acuan). Semoga itu menjadi situasi yang positif buat konsumen," kata Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila ditemui di Hotel Grand Hyatt, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu, 3 Juli 2019.
Bila suku bunga turun, jelas dia, biaya dana (cost of funds) perusahaan pembiayaan juga bakal berkurang. Kondisi ini membuat fasilitas kredit kepada konsumen (biaya kredit) juga akan mengalami penurunan.
"Tapi kembali lagi, konsumen butuh apa, kebutuhan dan daya beli. Daya beli terkait pendapatan dan lapangan kerja," tutur dia.
Di sisi lain, Made berharap perekonomian nasional pascapilpres kembali stabil. "Kita juga berharap kondisi eksternal bagus, karena kan banyak sekali gangguan dari perang dagang," terang Made.
Bank Indonesia sebelumnya mengisyaratkan untuk menurunkan suku bunga acuan. Hanya saja bank sentral masih melihat kondisi yang ada saat ini belum menungkinkan untuk menurunkan suku bunga acuan.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pihaknya sangat mencermati kondisi pasar keuangan global dan neraca pembayaran Indonesia. Meski kondisi di dalam negeri cukup baik dengan inflasi rendah. Ditambah dibutuhkan stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Jadi kalau mempertimbangkan inflasi yang rendah, pertumbuhan ekonomi yang perlu didorong memang kami sudah tahu bahwa ada ruang untuk menurunkan suku bunga itu. Cuma masalahnya kita perlu melihat bagaimana kondisi pasar keuangan global dan neraca pembayaran," kata dia dalam rapat dengan Komisi XI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin, 17 Juni 2019.
Berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) teranyar, periode Juni 2019, suku bunga acuan masih ditahan di level enam persen. Suku bunga di level tersebut sudah bertahan selama delapan bulan, dari November 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News