Tengok saja Andy Lim. Bosan bekerja sebagai karyawan, pria berusia 23 tahun ini banting setir menjajal bisnis jasa ekspedisi. Ketajaman instingnya dalam melihat peluang, membuat usahanya terus berkembang dalam tiga bulan terakhir.
Awal mula Andy menggeluti bisnis ini karena ketertarikannya terhadap sektor logistik tersebut. Dia pun menggandeng Lion Parcel untuk meneruskan niatnya terjun ke bisnis ini. Andy pun langsung membuka usahanya di rumah dengan modal Rp500 ribu.
"Awalnya buka di rumah. Ada mobil pribadi buat kendaraan operasional, mulai lah Saya bisnis ini. Syarat untuk jadi mitra pos Lion Parcel juga gampang, jadi Saya tertarik," kata Andy kepada wartawan, di ruko Limindo Trade Center, Batam, Sabtu, 27 Juli 2019.
Hanya dibantu keluarganya, Andy mulai begerilya mencari konsumen. Pria kelahiran 1997 ini juga melakukan survei dengan melakukan pendekatan ke beberapa usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan online shop.
"Saya kunjungan ke UMKM, bilang ke mereka kita tawarkan harga murah, tawarkan promosi. Pelan-pelan dari UMKM ini tawarin ke UMKM lain. Kita murah banget (dibandingkan jasa sejenis) dan kita servis mereka dengan telepon langsung masing-masing. Kita follow up juga," jelas dia.
Pada sebulan hingga dua bulan pertama menjalankan bisnisnya, Andy mengaku sempat menemui hambatan. Namun seiring berjalannya waktu, dia sudah mendapat "celah" untuk menjalankan bisnisnya. "Makanya untuk menjalankan usaha harus ada komitmen. Bulan pertama kesulitan enggak ada paket, kalaupun ada tapi enggak rutin setiap hari," paparnya.
Omzet Meroket
Jika per hari Andy hanya mendapatkan order lima paket saja, saat ini sudah bisa mencapai rata-rata 200 paket per hari serta mencapai 8.000 paket per bulan dalam kurun waktu tiga tahun.
"Saya dua tahun menjalankan bisnis di rumah, sekarang pindah ke toko sudah satu tahun. Sekarang sehari 200 paket, lagi turun, per harinya kalau ramai bisa 500-600 paket. Kita sempat tembus rekor satu ton sehari, sampai hire karyawan part time," bebernya.
Andy mengaku omzet yang diraupnya saat ini bisa mencapai rata-rata Rp6 juta per hari, dengan perhitungan satu paket sekitar Rp30 ribu dikalikan rata-rata 200 paket per hari. Pelanggan pun untuk perorangan sebanyak 20 persen dan UMKM 80 persen yang lebih banyak mengirim sepatu dan tas.
Saat ini, dia sudah bisa menambah investasi sebuah ruko, dua unit mobil, dan satu motor.
"Awalnya memang kesulitan mulai, tapi sudah berjalan dan tahu caranya mulai mengerti. Jadi jangan menyerah, memang kita ada yang rugi, tapi yang penting harus komitmen," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News