illustrasi industri otomotif dalam negeri. Foto Terbit.
illustrasi industri otomotif dalam negeri. Foto Terbit.

Pemerintah Dinilai Tak Serius Kembangkan Industri Otomotif

Husen Miftahudin • 19 November 2015 17:28
medcom.id, Jakarta: Pemerintah saat ini dinilai tak memberi komitmen penuh terhadap upaya pendalaman struktur industri otomotif dalam negeri. Padahal, komitmen pemerintah sangat dibutuhkan untuk menggedor daya saing industri otomotif saat perdagangan bebas diberlakukan.
 
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Bobby Gafur Umar mengakui, sebenarnya industri otomotif dalam negeri cukup mengalami perkembangan hingga saat ini. Sayangnya, ketidakseriusan pemerintah dalam komitmen membangun industri tersebut membuat Indonesia tertinggal dibanding negara ASEAN lainnya.
 
"Kita harus jujur, industri otomotif kita sekarang ini bisa dibilang masih primitif. Jika tidak serius industri otomotif dalam negeri akan semakin tertinggal jauh dibanding negara tetangga kita seperti Thailand dan Malaysia," ujar Bobby, dalam diskusi Forum Wartawan Industri, di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (19/11/2015).

Menurut dia, pemerintah pernah menggalakkan pendalam struktur industri otomotif secara menyeluruh beberapa tahun silam. Pemerintah pernah berkomitmen untuk mempercepat pendalaman struktur industri otomotif dengan menggulirkan program insentif seperti potongan dan pembebasan bea impor.
 
Untuk mendapat potongan dan pembebasan bea impor tersebut, perusahaan industri otomotif diwajibkan untuk memiliki kandungan lokal 20 persen di tahun pertama produksi, 40 persen di tahun kedua, dan 60 persen di tahun ketiga. Sehingga pembebasan pajak barang mewah untuk mobil dengan kandungan minimal 60 persen dapat mendorong industri untuk investasi pabrik baru seperti pabrik mesin dan casting.
 
"Kebijakan yang demikian masih sangat relevan untuk ditingkatkan dan dikembangkan secara komprehensif. Masalah keterbatasan infrastruktur, sumber daya manusia dan alih teknologi, keterbatasan energi serta produktivitas yang rendah karena permesinan yang sudah diremajakan itu. Pemerintah harus serius dan sungguh-sungguh," papar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan