"Di '70-an kita fokus pada industri subtitusi impor, pada waktu itu yang namanya kebijakan industri banyak dipengaruhi struktur proteksi terhadap industri dalam negeri," ujarnya di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (16/2/2016).
Lebih lanjut, kata Darmin, pemerintah pada masa itu berhasil melahirkan sektor industri yang kuat. Bahkan sektor industri pada waktu itu juga menjadi salah satu faktor pendorong peetumbuhan ekonomi nasional.
"Pada waktu itu kita berhasil melahirkan sektor industri yang menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi kita. Itu penting dicatat," jelas dia.
Sementara itu pada masa orde baru, Darmin menambahkan, program substitusi impor dihadapkan tekanan ekonomi global. Oleh karena itu, pemerintah selama orde baru berhasil mendorong transaksi berjalan menjadi defisit.
"Hasilnya di masa orde baru itu, sektor industri cukup kuat menopang pertumbuhan transaksi berjalan dan hasilnya tidak defisit. Tidak ada satu tahun dalam masa order baru transaksi berjalan tidak defisit. Gambarannya neraca perdagangan barang surplus tapi jasa defisit. Hasil akhirnya transaksi berjalan defisit," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News