Ilustrasi (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Optimisme Bisnis di Indonesia Turun di Kuartal III-2015

Angga Bratadharma • 28 Oktober 2015 11:21
medcom.id, Jakarta: Riset terbaru dari Grant Thornton International Business Report (IBR), sebuah survei yang dilakukan kepada lebih dari 2.500 pemimpin bisnis di 36 negara, mengungkapkan sejauh mana penularan akibat perlambatan ekonomi global menyebar ke bisnis di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
 
Berdasarkan keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (28/10/2015), optimisme bisnis di Indonesia turun 24 persen ke angka 36 persen di kuartal III-2015. Penurunan tertinggi adalah pada ekspektasi pendapatan (turun dari 65 persen menjadi 46 persen), dan ekspor (turun dari tujuh persen ke minus dua persen). 
 
Selain itu, penurunan juga terjadi di investasi pada pabrik dan mesin-mesin (turun dari 25 persen ke 20 persen) dan harga penjualan (turun dari 50 persen ke 46 persen). Hanya ekspektasi lapangan kerja yang menunjukkan optimisme dengan kenaikan 14 persen ke 54 persen, dari angka 40 persen di kuartal II-2015. 

IBR juga mengungkapkan bisnis Indonesia (36 persen) dua persen lebih tidak optimistis dibanding bisnis global (38 persen) menempatkan Indonesia di posisi 15 di 36 ekonomi di dunia. Di wilayah APAC, optimisme dilaporkan di angka 20 persen, turun 22 persen dari kuartal II-2015 dengan India (87 persen), Filipina (86 persen), New Zealand (62 persen), dan Australia (39 persen).
 
Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengungkapkan, setiap negara mengalami masalah internal yang berbeda-beda sebagai akibat dari ketidakpastian ekonomi secara global. Di September 2015, rupiah telah merosot ke level yang hampir tidak pernah dilihat selama hampir dua dekade terakhir. 
 
"Fakta ini juga berkontribusi terhadap menurunnya kepercayaan terhadap ekonomi kita di kuartal III-2015," tutur Johanna.
 
Johanna menilai, semua pihak tentu berharap agar sejumlah Paket Kebijakan Ekonomi yang telah diumumkan oleh pemerintah mampu menjaga stabilitas fiskal dan moneter negara, yang meliputi inflasi yang terkendali, kawasan berikat dan impor pajak dipotong, keuangan mikro dan diesel dan listrik yang lebih murah, dan kesejahteraan tenaga kerja.
 
"Diikuti oleh tindakan yang diambil oleh bank sentral dengan merilis paket rupiah stabilisasi nilai tukar akan membantu pelaku bisnis dan investor untuk memperlancar kemudahan melakukan bisnis di Indonesia sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan bisnis Indonesia di kuartal IV-2015," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan