Menteri Perindustrian Saleh Husin (Dok: Kementerian Perindustrian)
Menteri Perindustrian Saleh Husin (Dok: Kementerian Perindustrian)

Menperin: SDM Industri Siap Hadapi MEA 2015

Angga Bratadharma • 23 Oktober 2015 13:26
medcom.id, Jakarta: Selain berupaya meningkatkan daya saing industri nasional, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga melakukan berbagai langkah strategis menyiapkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil sesuai kebutuhan industri saat ini. Terlebih dalam menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai pada akhir 2015.
 
"Pemberlakuan MEA 2015 akan menjadi tantangan bagi Indonesia, mengingat jumlah penduduk yang sangat besar sehingga menjadi tujuan pasar bagi produk-produk negara ASEAN lainnya," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin, dalam sambutannya di acara Indonesia Human Capital Study (IHCS) 2015, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (23/10/2015).
 
Adapun target program pengembangan SDM industri pada 2015, yaitu pertama tersedianya tenaga kerja industri yang terampil dan kompeten sebanyak 21.880 orang. Kedua, tersedianya SKKNI bidang industri sebanyak 30 buah.

Ketiga, tersedianya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) bidang industri sebanyak 20 unit. Keempat, meningkatnya pendidikan dan skill calon asesor dan asesor kompetensi dan lisensi sebanyak 400 orang. Kelima, Pendirian tiga akademi komunitas di kawasan industri.
 
"Industri Tekstil dan Produk Teksktil (TPT) merupakan salah satu sektor yang telah merasakan manfaaat dari pelaksanaan program Kementerian Perindustrian dalam upaya peningkatan kompetensi SDM industri melalui pelatihan operator mesin garmen dengan konsep three in one, yaitu pendidikan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja," papar Menperin.
 
Menurut Menperin, seiring dengan meningkatnya kinerja industri TPT, terjadi pula peningkatan kebutuhan tenaga kerja di sektor padat karya tersebut. Tidak saja pada tingkat operator tetapi juga untuk tingkat ahli D1, D2, D3, dan D4. 
 
"Hal ini tercermin dari data permintaan tenaga kerja tingkat ahli ke Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Kementerian Perindustrian yang setiap tahun mencapai 500 orang, sementara STTT Bandung hanya mampu meluluskan 300 orang per tahun," jelas Menperin.
 
Untuk memenuhi sebagian permintaan atas tenaga kerja tingkat ahli bidang TPT, maka mulai 2012 Kementerian Perindustrian menyelenggarakan program pendidikan Diploma satu dan Diploma dua bidang tekstil di Surabaya dan Semarang, bekerja sama dengan STTT Bandung, PT. APAC Inti Corpora dan Asosiasi serta perusahaan industri tekstil di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 
 
Selain itu, pada tahun ini Pusdiklat Industri Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan Asosiasi Tekstil dan Pemerintah daerah Kota Solo juga akan membuka Akademi Komunitas Industri TPT
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan