Galaila Karen Agustiawan tiba-tiba ketiban durian runtuh. Dirinya ditunjuk menjadi direktur utama perusahaan BUMN tersebut. Di tengah peliknya kondisi perusahaan, siapa sangka ternyata wanita lulusan ITB ini menuai banyak prestasi.
Karen dua kali dinobatkan menjadi wanita berpengaruh se-Asia sebagai salah satu dari 50 wanita pelaku bisnis di Asia. Nama Karen pun sejajar dengan Sri Mulyani dan Siti Hartati Murdaya yang masuk dalam majalah Forbes.
Prestasinya ini direngkuh selama dia menjadi orang nomor satu di Pertamina. Mereka yang dinobatkan oleh Forbes pun tidak sembarangan. Ke-50 wanita tersebut disusun berdasarkan peran para pebisnis perempuan di dalam manajemen perusahaan pencetak untung.
Karen dalam jangka waktu lima tahun berada di perusahaan energi pelat merah setelah diangkat kembali pada 2013, sebagai wanita pertama yang memegang jabatan tertinggi di perusahaan.
Forbes pun melihat visinya untuk membuat Pertamina menjadi pemain global. Selama masa jabatannya, dia telah mengakuisisi beberapa blok migas di luar negeri, termasuk di Aljazair dan Irak.
Dia juga mengawasi usahanya untuk membeli distributor gas nasional Indonesia, Perusahaan Gas Negara. Pertamina memiliki pendapatan sebesar US$52,6 miliar dalam sembilan bulan pertama di 2013. Angka ini sekitar 80 persen dari target dan berharap meningkatkan menjadi US$ 79 miliar pada 2014.
Berdasarkan riset Forbes, mereka bahkan sempat mengaku kesulitan dalam membuat daftar 50 wanita-wanita tangguh di Asia ini. Demikian seperti dilansir dari Forbes, Selasa (19/8/2014).
"Ada beberapa kriteria yang enjadi pertimbangan kami, pendapatan perusahaan (jarang kurang dari $100 juta, seringnya dalam miliar), posisi wanita di perusahaan (apakah dia bos atau bukan), dan bagaimana dia terlibat dengan perusahaan," ujar tim Forbes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News