"NPL kita 1,7 persen sampai September 2015. Tahun lalu itu 1,6 persen. Tapi dibandingkan kuartal II-2015 tingkat NPL tidak berubah," ungkap Direktur Utama Adira Finance Willy Suwandi, di Jakarta, Selasa (27/10/2015).
Willy menjelaskan alasan naik tipisnya tingkat NPL tersebut lantaran perekonomian Indonesia di akhir 2014 mulai memburuk ditandai pertumbuhan ekonomi yang mengalami perlambatan. Selain itu, juga ada dampak dari naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan berdampak pada tingkat inflasi.
"Dan, ini menekan cashflow customer kita. Mengurangi daya beli termasuk kemampuan untuk membayar cicilan. Itu menyebabkan NPL juga," jelas Willy.
Kendati situasi ekonomi tengah tidak menentu dan berdampak terhadap tingkat NPL Adira Finance, namun pergerakan NPL tersebut terbilang terkendali. Dalam hal ini, Adira Finance terus melakukan berbagai macam upaya agar NPL tidak bergerak secara liar.
Adapun beberapa hal yang dilakukan agar NPL tidak liar bergerak, Willy mengungkapkan bahwa Adira Finance melakukan upaya seperti pengetatan penyaluran pembiayaan dan melihat daerah tertentu secara cermat apakah menyumbang NPL terlalu besar atau tidak.
"Terpenting terkendali. Kita juga menambah orang untuk collection. Sampai akhir tahun akan kita jaga stay di angka 1,7 persen atau berada di bawah angka dua persen," pungkas Willy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News