Sejumlah wisatawan berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Pantai Mandalika, Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Sejumlah wisatawan berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Pantai Mandalika, Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

KEK Mandalika, Wujud Pembangunan RI dari Wilayah Pinggiran

Dian Ihsan Siregar • 20 Oktober 2017 10:42
medcom.id, Jakarta: Operasionalisasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dinilai sebagai perwujudan pembangunan Indonesia dari wilayah pinggiran.
 
Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansoer optimistis KEK Mandalika mampu membawa multiplier effect perekonomian yang besar bagi masyarakat NTB khususnya masyarakat sekitar kawasan.
 
"Sejak ITDC membangun infrastruktur secara intensif di zona inti kawasan, sedikitnya ada 10 unit usaha baru berbentuk homestay, resto, cafe, dan toko retail memulai usaha di zona barat kawasan," ungkap dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat 20 Oktober 2017.

Dia mengatakan, jumlah tersebut masih akan bertambah sejalan dengan kegiatan pengembangan kawasan dan proyek yang berlangsung. Secara bertahap, diyakini dalam lima tahun ke depan, KEK Mandalika diperkirakan akan mampu menyerap hampir 5.000 tenaga kerja lokal.
 
Selain itu, guna mendorong peningkatan ekonomi rakyat, ITDC juga tengah menata area publik di kawasan Pantai Kuta Mandalika dan mengembangkan kawasan UMKM di area kawasan tersebut.
 
Kawasan UMKM ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri dan pebisnis lokal. Sejalan dengan itu, ITDC terus menyiapkan sejumlah infrastruktur dasar yang ditargetkan dapat selesai di 2018, antara lain jalan raya di dalam kawasan sepanjang 17 kilometer (km), jalur pipa distribusi air bersih, dan jaringan listrik PLN.
 
"ITDC telah menyelesaikan pembangunan instalasi pengolah air bersih berteknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) tahap I dan telah beroperasi sejak November 2016," lanjutnya.
 
Dia mengaku, untuk mendukung nilai lokal NTB sebagai kawasan Islami serta sebagai salah satu destinasi wisata halal, Kawasan The Mandalika juga dilengkapi Masjid Nurul Bilad Mandalika yang arsitekturnya mengadopsi nilai kearifan lokal dari Masjid Bayan, Kabupaten Lombok Utara dan Bangunan Adat Beleq Sembalun ini dengan luas 5 ha yang mampu menampung total 5.500 orang yaitu 2.000 orang di dalam masjid, 500 orang di selasar, 2.000 orang di courtyard dan 1.000 orang di plaza.
 
Selain itu, guna mempercepat pengembangan KEK Pariwisata Mandalika dan meningkatkan kemudahan pengurusan izin investasi dalam kawasan yang selama ini sudah berjalan secara efektif secara kelembagaan dan SDM, ITDC telah menyiapkan kantor administrator KEK Mandalika.
 


 
Dilirik Investor
 
Percepatan pembangunan KEK Mandalika oleh ITDC ini juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat khususnya Kementrian Keuangan melalui Direktorat Bea dan Cukai. Bea Cukai siap memfasilitasi pembangunan dan pengembangan KEK Mandalika dalam bentuk kemudahan-kemudahan dan fasilitas di bidang kepabeanan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.010/2016 tentang Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan, dan Cukai pada Kawasan Ekonomi Khusus serta PP Nomor 96 Tahun 2015.
 
"‎Dengan lahan kelola seluas 1.175 hektare (ha) berstatus clean and clear, didukung kemudahan dalam hal perizinan dan fasilitas bidang kepabeanan, kami optimistis makin banyak investor yang akan menanamkan modal di The Mandalika," jelasnya.
 
Dia mengklaim, sejak setahun terakhir investasi yang masuk ke KEK Mandalika sudah oversubscribed, terdapat sekitar tujuh investor telah menandatangani MOU dengan ITDC. Bahkan, lima dari tujuh investor tersebut sudah masuk tahap investasi dengan menandatangani LUDA (Land Use & Development Agreement) dengan total nilai investasi mencapai Rp6,2 triliun.
 
‎Adapun dalam waktu dekat, lanjut dia, ada sejumlah investor tersebut yang dipastikan sudah mulai membangun hotel di KEK Mandalika, di antaranya Hotel Royal Tulip (Investor asal Korea Selatan) dan Hotel Pullman (oleh ITDC). Kemudian Hotel Paramount (Investor asal Amerika Serikat), Hotel X2 (Investor asal Indonesia) dan Hotel ClubMed (oleh ITDC). ITDC menargetkan kelima hotel tersebut dapat mulai beroperasi guna mengejar target operasional 1.200 kamar hotel pada 2019.
 
‎Selain tujuh investor tersebut, dengan mengandeng Vinci Grand Project (BUMN asal Prancis), ITDC juga berencana mengembangkan Mandalika Street Race Circuit Cluster seluas 120 Ha dengan nilai investasi mencapai Rp6,7 triliun.
 
Pembangunan komplek sirkuit yang di dalamnya terdapat tujuh hotel dan convention center (gedung pertemuan) ini, rencananya akan selesai dibangun pada 2019. Hingga saat ini, total keseluruhan komitmen investasi yang masuk ke KEK Mandalika telah mencapai Rp12,7 triliun.
 
"Diresmikannya KEK Mandalika dan akan beroperasinya sejumlah proyek tersebut di masa depan, kami optimistis The Mandalika akan mampu menjadi destinasi pariwisata baru berstandar internasional di Indonesia atau bisa menjadi 'Bali Baru' serta mampu membantu mewujudkan target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara di 2019 yang dicanangkan Pemerintah," pungkas Abdulbar.
 
Seperti diketahui, hari ini Presiden Joko Widodo meresmikan operasional KEK Pariwisata Mandalika (The Mandalika), Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, yang dikelola PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC.
 
Peresmian tersebut dihadiri oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution selaku Ketua Dewan KEK Nasional, Menteri BUMN Rini M Soemarno, Gubernur NTB TGB Zainul Majdi, hingga Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan