Saat ini, Jatim telah mampu mencukupi kebutuhan daging sapi masyarakat Jatim sekitar 80 ribu ton per tahun, sedangkan produksinya mencapai 95 ribu ton per tahun. Artinya, produksi daging sapi di Jatim surplus 15 ribu ton.
"Dari 1,3 juta IB, Jatim telah menghasilkan 1,050 juta pedet. Dari jumlah tersebut, sebanyak 300 ribu ekor sapi siap potong dikirim ke luar provinsi. Untuk itu Jatim siap sebagai daerah penyangga kebutuhan daging sapi nasional," kata Gubernur Jatim Soekarwo, Minggu 9 Oktober.
Pakde Karwo, demikian ia disapa, mengatakan bahwa konsumsi perkapita daging di 2015 mencapai 2,2 kg per kapita per tahun, atau setara dengan 550 ribu ton. Sedangkan kemampuan produksi daging sapi dalam negeri hanya 406 ribu ton, sehingga terdapat kekurangan suplai daging sapi nasional sebesar 144 ribu ton atau setara 847 ribu ekor sapi.
"Kesenjangan antara suplai dan permintaan ini yang menyebabkan tingginya harga jual daging di pasar. Karenanya upaya penambahan populasi ternak melalui IB, misalnya, harus menjadi prioritas utama pemerintah," kata Pakde Karwo.
Menurutnya, bantuan benih IB kepada peternak itu nantinya diharapkan bisa diberikan harga murah. Ini penting karena membantu peternak kecil merupakan kewajiban pemerintah. "Kita jangan pernah mengkompetisikan pengusaha ternak besar di sisi efisiensi dengan peternak kecil yang baru memiliki dua atau tiga sapi," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News