Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan hal itu saat mengunjungi PT Sinar Para Taruna dan Sipata Moda, (Sipatatex group), di Batujajar, Kabupaten Bandung. Sinar Para Taruna memproduksi kain rajut sedangkan Sipata Moda menghasilkan kain brokat. Keduanya termasuk hasil industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT).
"Diversifikasi itu menjadi langkah strategis mengingat saat ini perkembangan permintaan pasar terhadap bahan baku untuk kepentingan fesyen yang relatif spesifik semakin tinggi dan sayangnya sebagian besar dipenuhi dari impor," ujar Saleh dalam keterangan tertulis seperti diberitakan Minggu (26/6/2016).
Kemampuan Sinar Para Taruna dan Sipata Moda untuk memproduksi bahan baku kain khususnya untuk kepentingan fesyen dapat menghemat devisa. Saleh juga mengapresiasi dua perusahaan itu karena konsisten memproduksi barang sejenis untuk kepentingan pasar dalam negeri dan ekspor yang selama ini pasarnya telah terbentuk.
"Sipatatex juga berkontribusi dalam menyerap produk dalam negeri karena menggunakan bahan baku produksi PT Indorama Synthetics Tbk dan PT Indonesia Toray Synthetics," katanya.
Direktur Utama Sinar Para Taruna Slamet Wijono mengklaim bahwa perusahaannya telah menembus pasar dunia dengan mengekspor ke 28 negara seperti ke Asia, Eropa dan Timur Tengah termasuk Dubai, selain memasok ke dalam negeri.
"Kapasitas produksi kami 30 juta yard per tahun dengan lebih dari 140 unit mesin. Nilai omzet mencapai Rp250 miliar per tahun dan jumlah karyawan 1.500 orang," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id