"Catatan saya model seperti sudah ada sejak 2001 dan pertumbuhan selalu terjadi. Data uang yang diedarkan tiap tahun naik hampir 15 persen. Rata-rata (uang diedarkan) 2001 sampai 2014 naik 14,7 persen," ujar dia, di Parkir IRTI Monas, Jakarta Pusat, Senin (6/7/2015).
Dirinya menambahkan, setiap mendekati hari raya selalu ada kenaikan kebutuhan uang tunai, umumnya dalam pecahan uang tunai yang lebih kecil. "Sebelum dan sesudah Ramadan tahun ini ada peningkatan 4,4 persen," lanjut dia.
Selain menerima penukaran uang kertas, BI juga melayani penukaran uang logam ke uang kertas yang baru dilakukan tahun ini. BI juga akan mencatatkan data diri penukar setiap kali bertransaksi. "Jadi, kita berterima kasih ada data elektronik (e-KTP) karena kita bisa tangkap dari data penukar. Dapat alamatnya, masyarakat mana, siapa," sambungnya.
Dalam memenuhi kebutuhan uang tunai masyarakat, BI juga membuka gerai-gerai bekerja sama dengan pihak seperti PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan perbankan. "Di stasiun KA, di tengah masyarakat juga. Kerja sama dengan 11 bank untuk membuka 81 titik kantor bank di mana BI bersama perbankan melayani penukaran. Kami baru mulai tahun ini, tahun depan kami harap bertambah," pungkas dia.
BI sendiri memproyeksikan uang tunai yang akan dikeluarkan sebesar Rp119,1 triliun sampai Rp125,2 triliun. Dari uang tunai tersebut, diprediksi akan kembali masuk ke BI mulai satu hingga dua bulan setelah lebaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News