Pekerja di HM Sampoerna saat merapikan tembakau menjadi rokok -- FOTO: MEDIA INDONESIA/Abdus
Pekerja di HM Sampoerna saat merapikan tembakau menjadi rokok -- FOTO: MEDIA INDONESIA/Abdus

Industri Rokok (2)

Pemilik 'Raja Kretek' pun Harus Tutup 2 Pabriknya

Husen Miftahudin • 12 September 2014 17:58
medcom.id, Jakarta: Industri rokok tahun ini harus berjuang menghadapi Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) Nomor 78 Tahun 2013 tentang Penetapan Golongan dan Tarif Cukai Hasil Tembakau.
 
Senada dengan Bentoel Group, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) juga mengalami hal serupa akibat aturan pemerintah yang tak berpihak pada industri rokok dan tembakau.
 
Dirangkum Metrotvnews.com, Jumat (12/9/2014), perusahaan rokok asal Surabaya ini harus rela menutup dua pabriknya yang berlokasi di Lumajang dan Jember, Jawa Timur tahun ini.

Kedua pabrik yang merupakan pabrik Sigaret kretek Tangan (SKT) tersebut harus merumahkan 4.900 karyawannya. Padahal kapasitas produksi kedua pabrik tersebut mencapai 2.995 miliar batang per tahun.
 
Perusahaan yang juga merupakan salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia tersebut mengalami penurunan hingga 23,1 persen di 2013 dari 30,4% pada 2009.
 
"Volume penjualan kami mengalami penurunan sebesar 13 persen pada 2013. Total volume SKT industri mengalami penurunan hingga kuartal pertama 2014 mencapai 16,1 persen," ungkap Sekretaris Perusahaan Sampoerna, Maharani Subandhi dalam siaran persnya beberapa waktu lalu.
 
Menurut Maharani, penurunan terjadi lantaran perubahan preferensi perokok dewasa dari sigaret kretek tangan ke sigaret kretek mesin dengan filter. Penurunan yang terjadi tahun lalu merupakan yang terbesar dan belum pernah terjadi sebelumnya hingga berdampak signifikan bagi kinerja merek-merek SKT Sampoerna.
 
HM Sampoerna merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. Perseroan memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang ngetop seperti Sampoerna Kretek, A Mild, serta "Raja Kretek" yang legendaris Dji Sam Soe.
 
"Kami adalah afiliasi dari PT Philip Morris Indonesia dan bagian dari Philip Morris International, produsen rokok terkemuka di dunia," tutur manajemen perseroan seperti dikutip dari laman Sampoerna.
 
Sampoerna pada 2012 memiliki pangsa pasar sebesar 35,6 persen di pasar rokok Indonesia. Di tahun yang sama, jumlah karyawan Sampoerna dan anak perusahaannya mencapai sekitar 28.500 orang.
 
Perseroan juga bekerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang berada di berbagai lokasi di Pulau Jawa dalam memproduksi Sigaret Kretek Tangan, dan secara keseluruhan memiliki lebih dari 61.000 orang karyawan. Perseroan menjual dan mendistribusikan rokok melalui 73 kantor penjualan di seluruh Indonesia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan