Ajang MEA 2015 -- Ilustrasi FOTO: Dokumentasi Setkab
Ajang MEA 2015 -- Ilustrasi FOTO: Dokumentasi Setkab

Akuntan Harus Bisa Bersaing Hadapi MEA 2015

Dian Ihsan Siregar • 18 Desember 2014 18:44
medcom.id, Jakarta: Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M Nasir, mengatakan profesi akuntan harus dapat bisa bersinergi dengan profesi lain dalam menghadapi event Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
 
"Era saat ini adalah era akuntan. Suatu kebanggaan bagi profesi sekaligus tantangan untuk menghadapi berbagai tantangan ke depan. Untuk itu akuntan harus menggandeng profesi lain, agar Indonesia bisa hadapi MEA 2015 dan menjadi hebat," kata Nasir, dalam acara Kongres XII dan HUT ke-57 IAI, di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (18/12/2014).
 
Nasir menjelaskan, perkembangan pendidikan tinggi dan riset di Indonesia masih belum mampuu bersaing dengan negara lain. Di antara negara-negara ASEAN, Indonesia jauh tertinggal dengan menempati posisi ke 108 dunia. Negara Singapura peringkat sembilan, Brunei Darussalam peringkat 32, dan Malaysia peringkat 62.

Adapun untuk bidang riset pendidikan tinggi, Indonesia masih di posisi 0,09 persen dari gross domestic product (GDP), masih lebih rendah dibandingkan Malaysia sebesar satu persen dan Singapura mencapai 2,14-2,16 persen. Masalah pendanaan riset sudah mencapai 80 persen dari dunia usaha, sedangkan Indonesia 70 persen penelitian didanai oleh pemerintah.
 
"Profesi akuntan mengambil peran dalam kaitan bagaimana mendorong dunia usaha menggunakan CSR, untuk mendorong periset melakukan hal itu," ungkap dia.
 
Menurut dia, melihat kondisi tersebut, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah merencanakan otonomi penuh untuk perguruan tinggi di Indonesia.
 
"Presiden juga telah menyampaikan tujuan Indonesia adalah ingin menjadi national competitive. Harus dilihat peraturan dan UU mana yang mengganggu tujuan tersebut. Pada akhirnya melakukan mapping, coba ingin mengotonomikan perguruan tinggi. Difasilitasi Kemenkeu, kita bisa ubah peraturan pemerintah nomor 58 tahun 2013 yang mengelola pendidikan tinggi ke depan dengan otonomi penuh yang bertujuan meningkatkan akuntabilitas serta performance pendidikan ditingkat dunia," tutup dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan