Tidak ditampik, daya beli masyarakat belum terakselerasi cukup signifikan di awal 2016 ini. Hal ini terlihat dari penjualan mobil secara industri di Januari-Februari 2016 yang mengalami penurunan sebanyak enam persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Kalau tahun lalu kan pertumbuhan ekonomi 4,7 persen. Tahun ini mungkin bisa di atas lima persen. Jadi semester kedua mungkin demand (otomotif) nanti bisa lebih baik," ucap Direktur Independent Astra International Gunawan Geniusahardja, ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (4/4/2016).
Gunawan mengakui, ada dua faktor yang sangat memberikan sentimen positif bagi penjualan mobil di Indonesia. Pertama, sangat bergantung kepada daya beli masyarakat yang tercermin pada pertumbuhan makroekonomi.
Kedua, turunnya biaya operasi kendaraan bergantung pada harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Dengan keadaan harga BBM saat ini yang menurun, maka efek positifnya banyak bagi industri otomotif negeri ini.
Lebih lanjut, Gunawan menambahkan, meski ada dua hal itu namun untuk memaksimalkan penjualan maka Astra akan tetap melakukan dua strategi yang terus menerus dijalankan yakni produktivitas dan efisiensi.
"Kalau biaya operasi lebih murah mungkin transportasi lebih murah, itu juga menimbulkan demand bisa meningkat. Mudah-mudahan, semester kedua pertumbuhan ekonomi bisa lebih baik, lalu harga BBM juga sudah mendukung. Unsur-unsur yang lain tentu juga bisa mendukung," pungkas Gunawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News