"Dengan penurunan BI rate dan dengan penurunan GWM primer satu persen kurang lebih menambah likuiditas Rp3,4 triliun," ujar Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (18/2/2016).
Selain itu, tambahnya, pelonggaran kebijakan moneter akan berdampak pada banyaknya likuiditas yang tersedia sehingga mendorong pertumbuhan penyaluran kredit. Dengan begitu, pertumbuhan penyaluran kredit diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.
"Bahwa pelonggaran moneter melalui suku bunga perlu diperkuat dengan GWM, untuk menjaga agar likuiditas di perekenomian cukup untuk mendorong pertumbuhan penyaluran kredit. Ini dibutuhkan untuk pertumbuhan lebih lanjut," jelas dia.
Selain itu, masih kata Perry, penurunan suku bunga acuan dan GMW primer akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional lebih cepat. Bahkan, dengan penambahan likuiditas ini transmisi kebijakan moneter akan jauh lebih kencang.
"Ini merupakan bagian bauran kebijakan yang kita harapkan mendorong pertumbuhan dengan tetap menjaga likuiditas. Kebijakan makroprudensial juga sudah kita relaksasi, bulan lalu sudah diturunkan suku bunga, bulan ini kita dorong lagi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News