"Industri kosmetik dan jamu bisa menjadi ujung tombak yang baru bagi sektor manufaktur dan ekonomi nasional, karena terdiri dari multiplayer. Jadi, industri ini sifatnya inklusif atau banyak masyarakat yang bisa mengembangkannya," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan resmi, Rabu, 3 Juli 2019.
Menperin mengungkapkan postur skala industri kosmetik di Indonesia saat ini didominasi hingga 95 persen dari industri kecil dan menengah, sedangkan sisanya merupakan industri besar. Dari industri skala menengah dan besar ini beberapa di antaranya sudah mampu mengekspor produknya ke luar negeri seperti ke kawasan ASEAN, Afrika, dan Timur Tengah.
Penjualan ekspor produk kosmetik nasional teecatat mencapai USD556,36 juta pada 2018, naik dibandingkan capaian pada 2017 sebesar USD516,88 juta. Airlangga menegaskan pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan daya saing industri ini dengan menerbitkan kebijakan strategis yang dapat memperkuat struktur sektor tersebut.
Pasar kosmetik dan obat tradisional di Indonesia merupakan salah satu ceruk yang cukup besar bagi para produsen seiring meningkatnya jumlah populasi penduduk. "Industri wellness ini merupakan sektor yang tumbuh dan berkembang seiring lifestyle masyarakat. Produk kosmetik, herbal, obat tradisional, dan farmasi ini pasarnya masih sangat luas," tuturnya.
Apalagi, kata Airlangga, peluang besar di pasar Indonesia tersebut karena juga adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang jumlah pesertanya melebihi 200 juta jiwa. Program tersebut menuntut kebutuhan produk farmasi dan herbal yang cukup banyak baik itu untuk perawatan maupun pengobatan.
"Dengan didorong adanya obat pencegahan yang bisa membuka pasar untuk obat tradisional,” imbuhnya.
Selain itu, dengan perkembangan zaman industri kosmetik juga berupaya melakukan inovasi pada produk kosmetik untuk pria dan anak sehingga tidak hanya menyasar kaum wanita saja. Kemenperin saat ini punya balai-balai yang bisa dimanfaatkan untuk mencari berbagai rasa atau khasiat dari tanaman dan buah tropis khas Nusantara.
"Bahkan, adanya tren masyarakat untuk kembali ke alam yang membuka peluang bagi produk jamu dan kosmetik berbahan alami," tuturnya.
Menperin menambahkan dari aspek bahan baku Indonesia punya keunggulan dari keanekaragaman hayati baik yang berasal dari darat maupun laut. Beberapa yang perlu dikembangkan antara lain ganggang laut atau marine collagen yang potensial dikembangkan untuk pasar lokal dan global. Hal ini juga dapat mengurangi impor bahan baku.
"Oleh karena itu, sinergi dalam kegiatan penelitian dan pengembangan di sektor industri kosmetik dan jamu dengan lembaga riset atau perguruan tinggi, merupakan langkah strategis yang perlu dijalankan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News