Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meminta agar pasokan listrik yang andal untuk operasional LRT. Dirinya tidak mau kejadian pemadaman listrik beberapa pekan lalu yang turut berimbas pada pengoperasian Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta yang terhenti terjadi lagi.
Oleh karenanya Rini meminta agar minimalnya LRT memiliki cadangan pasokan listrik lebih dari satu. Hal ini sebagai langkah antisipasi jika terjadi pemadaman seperti di awal Agustus lalu.
"Sekarang yang ingin kita lakukan adalah support berlapis-lapis. Kalau aliran ini mati ada backup-nya, kita harapkan ada minimal tiga back up," kata Rini dalam kunjungan di Stasiun LRT Cibubur, Jakarta Timur, Jumat, 23 Agustus 2019.
Dirinya mengatakan total kebutuhan listrik untuk operasional transportasi anyar ini mencapai 40 megawatt (mw). Di setiap stasiun membutuhkan support listrik sebesar 2,5 mw.
Untuk rute Cawang Uki-Cibubur ditargetkan akan beroperasi secara komersial pada akhir Oktober mendatang. Sebelum dioperasikan secara komersial, terlebih dahulu akan dilakukan uni coba satu kereta di jalur tersebut pada September.
"Sebentar lagi kita akan meletakkan satu set kereta yang akan kita uji cobakan," tutur dia.
Rini mengatakan di awal Oktober akan ada tambahan tiga set kereta lagi. Selain itu apabila uji coba ini selesai, progres selanjutnya yakni pemberian izin dan sertifikasi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bahwa LRT siap untuk dioperasikan untuk umum.
Saat ini progres pembangunan rute Cawang-Cibubur sudah mencapai 85 persen. Untuk keseluruhan pembangunan LRT Jabodebek diperkirakan akan selesai pada Agustus 2020. Setelah selesai akan dilakukan commissioning atau uji coba selama lima bulan.
"Kalau September ini kita uji coba dan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan kita bisa dapat sertifikat untuk commercial operation akhir Oktober, atau paling lambat awal November," tandas Rini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News