"Satu data 1 Desember sudah akan saya gulirkan," kata dia kepada Medcom.id, saat ditemui di Gedung Metro TV, Jakarta, Selasa, 12 November 2019.
Syahrul optimistis polemik satu data bakal segera berakhir usai dirinya menemui Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil. Penghitungan lahan tersebut bakal disempurnakan untuk kemudian dikelola Badan Pusat Statistik (BPS).
"Kita menyamakan persepsi dan data tentang data lahan baku sawah ya, beberapa waktu yang lalu ada perbedaan data yang telah dipublikasikan dengan prespektif Kementerian Pertanian," kata Sofyan di kantor Kementerian ATR/BPN, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Menurut Sofyan, pihaknya bersama BPS telah mengeluarkan data luas baku sawah terbaru yang dihimpun dengan metode kerangka sampel area (KSA) pada Oktober 2018. Data itu menyebutkan luas baku sawah Indonesia mencapai 7,1 juta hektare (ha).
Hasil tersebut kemudian menuai pro kontra lantaran dianggap jauh di bawah data luas sawah lama yang dikeluarkan Kementan, yakni 8,1 juta ha. Penyempurnaan pun kemudian kembali dilakukan dengan menyamakan pencatatan dari Kementan, Kementerian ATR, BPS, dan Badan Informasi Geospasial (BIG).
Mentan Syahrul menyebut penyempurnaan data lahan baku sawah tersebut akan digunakan oleh negara sebagai pedoman. Seluruh data terkait pangan, kata dia, bakal berpusat di BPS dengan verifikasi tim Kementan di lapangan agar semakin akurat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News