"Sebetulnya memang tren konsumsi rumah tangga kita itu angkanya enggak akan jauh dari angka lima persen. Kalau kemarin lihat angkanya pertumbuhan konsumsi rumah tangga 4,97 persen," katanya saat ditemui di Warung Daun Cikini, Jakarta, Rabu, 7 Februari 2018.
Eko mengungkapkan angka pertumbuhan konsumsi rumah tangga RI bakal tetap stagnan mengikuti pertumbuhan ekonomi nasional. Ketika ekonomi tumbuh 6,5 persen maka konsumen berada sekitar 5,5 persen. Sebaliknya ketika pertumbuhan ekonomi 5,07 persen maka konsumsi berada di level 4,97 persen.
Hal serupa tetap akan terjadi tahun ini, sektor konsumsi dinilai akan bergerak 5,2 persen sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,4 persen.
"Konsumsi rumah tangga 2018 itu tantangannya juga berat. Tapi trennya segitu," ungkapnya.
Adapun perlambatan pertumbuhan sektor konsumsi tahun lalu disebabkan oleh kenaikan tarif dasar listrik serta terjadinya shifting atau pergerakan pola konsumsi ke gaya hidup atau leisure. Sementara pertumbuhan konsumsi tahun ini dinilai bakal terganggu oleh naiknya harga minyak dunia dan harga beras.
"Kalau saya sih menduga juga ada pergeseran benar. Kalau tahun lalu tadi ceritanya masalah tarif listrik. Sekarang harga minyak sudah menjadi ancaman bagi daya beli," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News