Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (FOTO: ANTARA/Sigid Kurniawan)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (FOTO: ANTARA/Sigid Kurniawan)

Kenaikan Suku Bunga agar Menarik Investor

Eko Nordiansyah • 03 Juli 2018 15:53
Jakarta: Bank Indonesia (BI) menegaskan kenaikan suku bunga acuan (BI 7 day reverse repo rate) tak semata untuk membuat rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kenaikan suku bunga agar imbal hasil (yield) surat berharga negara lebih menarik bagi investor asing.
 
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan dengan penyesuaian tingkat suku bunga maka surat berharga negara masih menarik di tengah persaingan global.
 
"Kan respon suku bunga bagaimana untuk bisa membuat pasar keuangan Indonesia khususnya di obligasi pemerintah yield-nya tetap menarik bagi investor asing, kan konteksnya seperti itu," katanya di Gedung Kementerian Keuangan, Jalan Wahidin Raya, Jakarta Pusat, Selasa 3 Juli 2018.

Namun demikian, bank sentral akan tetap berada di pasar untuk memastikan stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gejolak eksternal. BI juga telah melakukan intervensi ganda atau dual intervention di pasar valas dan Surat Berharga Negara (SBN).
 
"Oleh karena itu dengan adanya lelang, investor asing kemudian juga mulai masuk dan itu akan mulai stabilitas dari nilai tukar.  Sementara asing belum masuk cukup besar maka perlu intervensi valas oleh BI," jelas dia.
 
Tak hanya melakukan lelang SBN untuk menarik dana asing masuk ke dalam negeri, BI juga akan membeli SBN yang dilepas oleh investor asing. Hal ini dilakukan untuk memastikan likuiditas rupiah maupun valas tetap tersedia. 
 
"Sementara kalau ada investor asing menjual SBN-nya, Bank Indonesia akan membeli SBN dari pasar sekunder tentu saja at market price (sesuai harga pasar)," pungkasnya.
 
Sebelumnya, BI telah menaikan suku bunga acuan BI 7 day reverse repo rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen. Kenaikan ini melanjutkan kenaikan sebanyak dua kali masing-masing sebesar 25 bps pada RDG Bulanan pada 16-17 Mei dan 30 Mei lalu.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan