Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, Direktur Utama PLN Nur Pamudji enggan berkomentar mengenai kebijakan ini. Bahkan ketika ditanya, bos PLN tersebut pura-pura tuli dan mengaku tidak mendengar pertanyaan dari awak media.
"Saya tidak mendengar kalau pertanyaan seperti itu. Telinga saya tertutup. Adakah pertanyaan yang lain seperti gas atau batubara, itu baru saya dengar," ucap Nur sesaat setelah menghadiri acara halal bihalal di kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (7/8/2014).
Dia mengatakan bahwa hari ini pihaknya, Pertamina serta pihak-pihak terkait akan melakukan rapat untuk mencari jalan keluar permasalahan ini. "Sebentar lagi kita rapat, Pak Susilo (Wamen ESDM) akan menyelesaikan semuanya. Kalau ada keputusan baru, telinga saya bisa mendengar lagi," katanya.
Seperti diberitakan, PT Pertamina (Persero) berencana menghentikan penyaluran solar ke pembangkit milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Sebab, PLN mengingkari kesepakatan kajian harga solar yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
Kisruh dua perusahaan pelat merah ini bermula ketika PLN menolak menyepakati kontrak penjualan harga solar yang baru. Menurut Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya, dengan kontrak yang lama, Pertamina merugi sehingga perjanjian harus diperbarui.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News