"Ekspor Bentoel dari hanya satu negara, sekarang sudah 19 negara di Asia Pasifik dan Timur Tengah, dari hanya dua produk sekarang 300 produk," kata Presiden Komisaris Bentoel Group Hendro Martowardojo, saat pelepasan ekspor Bentoel Group ke-16 miliar batang, di Pabrik BINI, Karanglo, Malang, Jawa Timur, Selasa, 27 Agustus 2019.
Hendro menyampaikan negara-negara ekspor ini di antaranya yakni Singapura, Hong Kong, Kamboja, Malaysia, Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Dubai, Afghanistan, Australia, Fiji, Selandia Baru, Vietnam, hingga Pakistan.
Adapun nilai total ekspor perseroan ke negara-negara tersebut telah mencapai Rp5,8 triliun. Kegiatan ekspor ini membuat perseroan berkontribusi meningkatkan ekspor dan mendatangkan devisa bagi Indonesia.
"Untuk hari ini kita ekspor dua kontainer ke Hong Kong, satu kontainer berisi 890 boks atau setara 17,8 juta batang, dua kontainer jadi 36,7 juta batang dengan total senilai Rp17,8 miliar," tambah Hendro.
Dia menjelaskan ekspor menggunakan 25-30 persen tembakau dari petani Lombok, Madura, Maesan, dan Weleri Jawa Tengah. Selebihnya masih menggunakan impor karena mencermati selera pasar.
Namun demikian untuk produksi domestik, sekitar 80 persen menggunakan tembakau lokal. "Kalau lokal (tembakau) kita bantu petani. Kalau yang beli Bentoel mereka senang karena enggak pakai pihak ketiga, kalau saingan harus antre (proses pembelian)," jelasnya.
Oleh karena itu, perseroan akan terus melanjutkan program-program untuk mendukung peningkatan ekspor sehingga bisa meningkatkan pendapatan negara.
Bentoel Group sejak 2013-2018 telah berinvestasi sebesar hampir Rp5 triliun melalui pengadaan mesin-mesin produksi dan berbagai aset tetap. Pada 2018 perseroan berinvestasi pada pembangunan pabrik Dried Ice Expanded Tobacco (DIET) di Malang dengan total investasi sebesar Rp293 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News