Kepala Grup Penyelenggaraan Sistem Pembayaran BI Luctor Etemergo Tapiheu mengatakan, outflow dan inflow selama periode Desember memang selalu mengalami kenaikan. Selama 10 tahun terakhir, tercatat kenaikan outflow sebesar 9,7 persen dan inflow sebesar 5,6 persen.
"BI memandang persediaan uang secara nasional mencukupi untuk kebutuhan uang menjelang Natal dan akhir tahun, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah per pecahan," ujarnya, di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (22/12/2015).
Dirinya menambahkan, outflow tertinggi diperkirakan terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang mencapai Rp22,3 triliun diikuti oleh wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) Rp11,6 triliun, Kalimantan Rp7,7 triliun, dan Sumatera Barat, Kepulauan Riau dan Jambi Rp7,3 triliun,
Sementara itu, wilayah Jawa Timur Rp7 triliun, Jawa Tengah dan DIY Rp6,8 triliun, Sumatera Utara dan NAD Rp5,6 triliun, Jawa Barat dan Banten Rp5,4 triliun, Bali dan Nusa Tenggara Rp3,9 triliun serta Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu dan Lampung Rp3,1 triliun.
Selain itu, lanjut Luctor, BI telah mempersiapkan pelayanan sistem pembayaran agar dapat melayani kebutuhan masyarakat. Pasalnya, menjelang Natal dan akhir tahun terjadi peningkatan kebutuhan uang di masyarakat.
"Untuk itu dalam rangka memenuhi kebutuhan uang tunai, BI melakukan optimalisasi distribusi dan persediaan uang tunai di kantor pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah serta peningkatan layanan kas kepada masyarakat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News