Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat mengunjungi kantor pusat Stadler Rail Group di Bussnang, Swiss. (FOTO: dok Kemenperin)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat mengunjungi kantor pusat Stadler Rail Group di Bussnang, Swiss. (FOTO: dok Kemenperin)

INKA Transfer Teknologi dari Perusahaan Kereta Swiss

Ilham wibowo • 28 Januari 2019 11:19
Davos: Industri kereta api Tanah Air dinilai bakal berdaya saing di tingkat global. Transfer teknologi kini telah dilakukan PT Industri Kereta Api (INKA) (Persero) dan Stadler Rail Group asal Swiss.
 
"Kalau kita lihat, Stadler adalah salah satu player kereta api di Eropa, juga sebagai produsen nomor 4 di dunia. Ini menjadi momentum yang baik bagi PT INKA sehingga bisa saling memanfaatkan," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan resmi, Senin, 28 Januari 2019.
 
Pandangan itu disampaikan Airlangga saat mengunjungi kantor pusat Stadler Rail Group di Bussnang, Swiss. Agenda tersebut bersamaan dengan rangkaian kegiatan World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2019 di Davos, Swiss.

Menurut Airlangga, upaya sinergi kedua belah pihak akan terealisasi melalui pembangunan pabrik kereta api terintegrasi dan terbesar di Indonesia milik PT INKA di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Jumlah investasi yang bakal digelontorkan mencapai Rp30 triliun, dengan tahap awal yang dikucurkan senilai Rp500 milliar.
 
Dalam kesepakatannya, PT INKA menyiapkan lahan seluas 84 hektare beserta bangunan, tahap pertama digunakan seluas 12 ha. Sementara pihak Stadler, menyediakan teknologi, mesin dan pasar dengan total penyerapan tenaga kerja hingga 2.000 orang.
 
"Dari kerja sama ini, diharapkan akan membuka akses pasar ekspor lebih luas lagi bagi keduanya, baik di ASEAN maupun regional, di mana masing-masing sudah punya jaringan," ungkap Airlangga.
 
Sementara dari produksi di Banyuwangi ini, PT INKA bisa fokus di pasar berkembang seperti Bangladesh, India, Sri Lanka, dan Filipina. Sementara Stadler, bisa memenuhi pasar seperti Singapura dan Australia.
 
Pabrik PT INKA di Banyuwangi nantinya siap memproduksi berbagai jenis kereta mulai dari light rail transit (LRT), metro, sampai yang kereta kecepatan tinggi. Bahkan, melalui penggunaan mesin canggih pabrik ini mampu memproduksi empat kereta per hari atau sanggup melampaui 1.000 kereta per tahun.
 
"Kami terus memacu industri perkeretaapian nasional agar dapat menguasai pasar domestik dan semakin berperan dalam supply chain industri perkeretaapian untuk pasar global," tuturnya.
 
Saat ini Indonesia termasuk salah satu pemain industri manufaktur sarana kereta api terbesar di Asia Tenggara. Berdasarkan studi perusahaan independen Jerman, PT INKA berada di posisi 22 dalam jajaran industri kereta api di dunia.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan