Upaya perbaikan kualitas aset telah menunjukkan hasil yang cukup baik ditandai dengan rasio NPL gross per September 2017 yang tercatat sebesar 4,74 persen dari sebelumnya 7,6 persen per September 2016, sedangkan NPL Nett mencapai 2,94 persen di kuartal III-2017.
Posisi aset perseroan naik 28,36 persen, dari Rp41,35 triliun di sembilan bulan pertama tahun lalu menjadi Rp53,08 triliun per September 2017.
"Membaiknya rasio NPL didorong upaya penagihan kredit secara intensif, lelang eksekusi, pengambilalihan agunan, restrukturisasi kredit, dan hapus buku. Bank DKI juga melakukan perbaikan proses kredit untuk memastikan penyaluran kredit baru dilakukan secara prudent," kata Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi, dalam keterangan resminya yang diterima media, Selasa 24 Oktober 2017.
Dengan hasil yang baik di kualitas kredit, bilang Kresno, maka pencapaian laba bersih perseroan juga tampil ciamik. Laba perseroan tumbuh 10,79 persen menjadi Rp524 miliar di September 2017, dari posisi Rp472 miliar di kuartal III-2016.
Pertumbuhan laba ini, menurut Kresno, lebih didorong oleh adanya peningkatan fee based income yang meningkat 7,3 persen dan bersumber dari fee ATM, serta transaksi produk digital banking seperti JakCard dan JakMobile.
"Pertumbuhan laba juga didorong oleh menurunnya beban CKPN seiring dengan membaiknya kualitas kredit," ungkap Kresno.
Adapun tingkat Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank DKI per September 2017, Kresno mengaku, alami pertumbuhan 39,76 persen dari Rp29,60 triliun per September 2016 menjadi Rp41,37 triliun per September 2017. Peningkatan dana pihak ketiga ini didorong oleh peningkatan aktivitas pengembangan produk dan layanan terutama produk-produk digital banking yang terus didorong Bank DKI.
Peningkatan DPK yang signifikan tersebut, sambung Kresno, utamanya didorong oleh peningkatan Giro yang melesat tumbuh 36,79 persen dari Rp7,63 triliun per September 2016 menjadi Rp10,44 triliun per September 2017. DPK lainya, Deposito juga tumbuh pesat sebesar 51,46 persen dari Rp16,04 triliun per September 2016 menjadi Rp24,29 triliun per September 2017, didorong oleh pertumbuhan deposan baru baik individu maupun korporasi.
"Hal ini menandakan kepercayaan terhadap Bank DKI yang semakin meningkat. Adapun tabungan tercatat mengalami peningkatan sebesar 11,92 persen dari Rp5,93 triliun per September 2016 menjadi Rp6,64 triliun per September 2017," papar Kresno.
Pertumbuhan tabungan, tambah dia, didorong oleh sejumlah inovasi Bank DKI yang memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi perbankan seperti pembayaran E-Samsat (Pajak Kendaraan Bermotor), PBB dengan menggunakan ATM dan aplikasi JakMobile, serta aplikasi tabungan Bank DKI JakOne Mobile yang semakin memudahkan nasabah untuk bertransaksi secara less cash dengan penerapan fitur QR (Quick Response).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id