"Setiap kejadian teror pasti tidak terduga dan bisa terjadi di mana pun di dunia, yang penting adalah kewaspadaan dan penanganan pascakejadian. Kadin mengapresiasi koordinasi yang baik di antara lembaga pemerintah dan antara pemerintah dengan Polri dan TNI sehingga kepercayaan masyarakat dan pasar tetap tinggi," ujar Rosan dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Sabtu (16/1/2016).
Dia mengungkapkan, selama pemerintah aktif menjaga kewaspadaan dan stabilitas dengan tidak membuat pernyataan atau informasi yang spekulatif, maka dampak terorisme terhadap perekonomian bisa diminimalkan. Rosan juga menilai pergerakan rupiah terus menguat meski sempat terseok di level 60 basis poin.
"Ini menunjukkan bahwa kepercayaan dunia usaha terhadap penanganan pemerintah tetap tinggi. Tetapi kami terus memonitor parameter lainnya supaya tidak ada dampak yang berarti terhadap perekonomian nasional," papar dia.
Menurutnya, Kadin sudah berkomunikasi dan berkoordinasi langsung dengan Polri, TNI, dan BIN sebagai bentuk peran aktif dunia usaha dalam memberantas terorisme di seluruh Indonesia. Sebagai organisasi induk bagi seluruh perusahaan di Indonesia, setidaknya ada puluhan juta orang di seluruh Indonesia yang merupakan pegawai atau karyawan dari perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Kadin yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan arus informasi yang lebih terstruktur.
"Kata kuncinya adalah peran aktif, kewaspadaan tinggi, dan koordinasi yang terstruktur. Karena kita tahu bahwa pelaku teror juga terus berubah dan berkembang secara dinamis dan terorganisir. Apapun yang kita lakukan harus lebih terorganisir dan terkoordinasi dengan baik karena kunci dari keberhasilan dan kegagalan organisasi teror adalah kemampuan mengorganisir dan mengelola sumber dayanya," imbuh dia.
Selain itu, Kadin saat ini fokus untuk memastikan bahwa dampak kejadian teror bom Thamrin kemarin tidak menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi di sektor yang paling sensitif seperti pariwisata, keuangan, pasar modal, perhotelan dan penerbangan. Karena kejadian serupa juga terjadi di Paris sebulan yang lalu dan di Turki pada hari yang sama yaitu kemarin, maka persepsi dunia dalam merespon kejadian terorisme semakin bergeser dari awalnya direspons dengan ketakutan menjadi saat ini direspon dengan ketenangan, keberanian, dan keterbukaan untuk bekerja sama.
"Koordinasi yang nyata antara negara-negara bertetangga akan menciptakan rasa aman, nyaman dan bahkan bisa meningkatkan rasa saling membutuhkan yang tinggi untuk bekerjasama yang biasanya bisa sangat sulit untuk terjadi karena adanya persaingan usaha, isu politik, atau hal-hal lainnya," pungkas Rosan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News