Salah satu kawasan industri di Kota Batam. (Media Indonesia/Hendri Kremer).
Salah satu kawasan industri di Kota Batam. (Media Indonesia/Hendri Kremer).

BP Batam dan Korsel Kerja Sama Bangun IPAL Domestik di Batam

Anwar Sadat Guna • 11 April 2017 19:11
medcom.id, Batam: Kebutuhan air baku bagi masyarakat Batam yang terus meningkat mendorong Badan Pengusahaan (BP)  Batam melakukan terobosan dengan membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di tujuh lokasi di Batam.
 
Tahap pertama, BP Batam membangun IPAL di kawasan Bengkong Sadai, Kecamatan Bengkong, Batam dengan nilai investasi USD43 juta. Dana tersebut berasal dari dukungan Pemerintah Korea Selatan melalui dana pinjaman lunak (soft loan) Economic Development Coorperation Fund (EDCF).
 
Deputi IV Bidang Pengusahaan Sarana Lainnya BP Batam, Purba Robert M Sianipar, mengatakan, pembangunan IPAL tersebut dilakukan karena Batam memiliki keterbatasan dalam mengolah limbahnya sendiri sehingga bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, Hansol EME Co.Ltd untuk membangun IPAL di Batam.

"Jumlah limbah domestik dari kegiatan mandi, cuci, kakus bertambah setiap hari akibat pesatnya pertumbuhan penduduk di Batam. Saat ini jumlah penduduk Batam sekira 1,23 juta jiwa. Padahal pada 1970-an, saat Batam pertama kali dibangun, jumlah penduduknya hanya 6.000 jiwa," kata Robert dalam keterangannya kepada wartawan di Gedung Marketing BP Batam, Selasa, 11 April 2017.
 
Ia mengatakan, pembangunan IPAL domestik di kawasan Bengkong Sadai seluas tujuh hektare (ha) merupakan satu dari tujuh proyek IPAL yang akan dibangun BP Batam. Enam IPAL lainnya akan dibangun di Batam Centre, Tanjunguma, Sekupang, Tembesi, Sagulung, dan Nagoya.
 
Pengolahan limbah domestik di Batam, sambung Robert, akan dilakukan secara menyeluruh melalui jaringan perpipaan yang saling terintegrasi. Limbah tersebut akan diolah hingga kadar polutannya memenuhi baku mutu lingkungan dan dialirkan ke laut lepas.
 
"Sebelum air limbah hasil pengolahan dialirkan ke waduk-waduk, kami akan memastikan dulu bahwa air tersebut tidak tercemar. Pusat perpipaan yang terintegrasi tahap pertama kami bangun di wilayah Batam Centre. Kapasitas produksi 20 ribu meter kubik per hari atau 260 liter per detik dan mampu mengkover 120 ribu jiwa," kata Robert.
 
Kepala Bidang Pengolahan Limbah BP Batam, Iyus Rusmana mengatakan, pada tahap pertama ini, jaringan pipa sanitasi air limbah yang dibangun sepanjang 114 km. Selain ke lokasi pengolahan, jaringan pipa juga dibangun ke waduk dan rumah-rumah warga.
 
"Ditargetkan, jaringan perpipaan ini dapat rampung selama 30 bulan mulai April 2017 hingga September 2019 sesuai masa kerja proyek ini," ungkap Iyus. Ia mengatakan, groundbreaking atau peresmian pembangunan konstruksi IPAL ini akan dimulai pada Kamis, 13 April 2017.
 
Sementara itu, Kepala Kantor Pengolahan Air dan Limbah BP Batam, Binsar Tambunan, penggunaan teknologi dan konstruksi jaringan pipa IPAL akan dikerjakan langsung tenaga ahli dari Korea Selatan.
 
"Teknologi pengolahan limbah domestik menjadi air baku sudah jauh hari dilakukan Singapura, dan tak ada salahnya Batam melakukan hal sama mengingat kebutuhan air untuk masyarakat, industri, dan pariwisata terus meningkat. Saat ini, satu orang warga Batam rata-rata menghabiskan 200 liter air per hari," ungkapnya.
 
Mechanical Manager Hansol EME Co, Ltd Kim Sang Chun, mengaku teknologi IPAL domestik yang dikerjakan perusahaannya di Batam ramah lingkungan. Tidak menimbulkan bau dan perawatannya pun mudah.
 
"Proses pengolahan limbahnya tidak menimbulkan bau sehingga tidak akan mengganggu masyarakat sekitar. Bakteri-bakteri saat pengolahan akan langsung ditangkap (serap) oleh akar-akat tanaman sehingga mampu menghasilkan air yang bersih dan tidak tercemar," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan