"Kami tetap terus menggelar pasar murah tersebut tanpa harus menunggu adanya kenaikan harga komoditas tertentu di pasar," kata Efdal, seperti dikutip dari Antara, di Kupang, Jumat 8 September 2017, berkaitan dengan HET beras serta dampaknya terhadap pemenuhan pangan bagi masyarakat di daerah kepulauan ini.
Masyarakat akan merasa terbantu jika Bulog sebagai penjaga gawang pangan tetap menyiapkan kebutuhan pokok untuk mereka dalam bentuk pasar murah tersebut. Pemberlakuan HET beras sejak 1 September 2017 belum membawa dampak terhadap komoditas beras di NTT, karena harga beras medium dan premium, umumnya dijual dengan harga di bawah HET.
Jika HET beras medium ditetapkan pemerintah sebesar Rp9.450 per kg maka harga jualnya di pasaran Kupang masih sekitar Rp9.000 per kg. Demikian pun halnya dengan HET beras jenis premium.
"Jika pemerintah menetapkan HET beras premium untuk wilayah NTT seharga Rp13.500 per kg maka yang dijual di pasaran Kupang umumnya seharga Rp13.300 per kg," jelasnya.
Menurur Efdal, Permendag No 47 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen belum membawa dampak terhadap masyarakat daerah ini.
Namun demikian, kata dia, situasi tersebut bukan berarti membuat Perum Bulog NTT terlena, tetapi mendorongnya untuk terus menjaga stabilitas harga di pasaran dengan tetap menggelar pasar murah. Secara nasional HET beras sudah disepakati sebesar Rp9.450 per kg untuk beras jenis medium, dan Rp12.800 per kg untuk beras jenis premium.
"Ini sudah menjadi konsensus kita bersama. Kalau konsensus itu kita jaga dan dukung bersama maka tidak ada lagi terjadi gejolak harga di pasaran, sebagaimana kita rasakan saat menjelang hari besar keagamaan, seperti Idulfitri 1438 H," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News