"Kalau kita tidak masuk ke grup itu kita enggak akan terima potongan tarif dan kita enggak bisa bersaing dengan grup itu. Posisi kita akan sulit kalau berada di luar grup itu," ujar Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Muliaman D Hadad, di Hotel Grand Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (17/5/2016).
Menurutnya, industri keuangan perlu dituntut untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, utamanya menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) mumpuni dan berabagai perangkat pendukung lainnya. Jika tidak siap, industri keuangan Tanah Air akan sulit bersaing dan minim untuk mengambil keuntungan dari forum tersebut.
Oleh karena itu, tambah Muliaman, banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh pelaku industri jasa keuangan. Bukan hanya itu, pemerintah juga perlu ambil bagian guna mendorong daya saing sektor jasa keuangan di era keterbukaan seperti sekarang ini.
"Saya melihat dan meyakini mulai paket ekonomi I sampai XII untuk meningkatkan daya saing kita, termasuk untuk memperbaiki kemudahan berusaha. Jadi saya pikir ini kehadiran MEA dan forum regional lainnya adalah kita untuk bekerja," jelas dia.
Lebih lanjut, masih kata Muliaman, peningkatan daya saing industri jasa keuangan harus ditopang oleh berbagai faktor. Sebab, daya saing yang harus ditingkatkan oleh industri jasa keuangan bukanlah penentu karena masih banyak faktor lain yang harus dimiliki.
"Ini resultante dari berbagai faktor. Sebab daya saing enggak hanya datang dari suku bunga murah tapi daya saing karyawan dan lain sebagainya. Makanya ini harus dilihat secara konperhensif kalau kita mau dorong industri jasa keuangan di MEA ini kita sadari tugas kita bersama," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News