Ilustrasi -- FOTO ANTARA/Prasetyo Utomo
Ilustrasi -- FOTO ANTARA/Prasetyo Utomo

Triwulan I-2015, Dana Kelolaan Manulife Naik 3,8%

Husen Miftahudin • 04 Juni 2015 18:53
medcom.id, Jakarta: PT Manulife Aset Manajemen Indonesia mencatatkan total dana kelolaan (asset under management/AUM) pada kuartal I-2015 naik sebesar 3,8 persen dibandingkan kuartal IV-2014. Tercatat, pada akhir Maret 2015, total dana kelolaan mencapai Rp54,3 triliun atau meningkat Rp2 triliun dari akhir 2014 lalu yang hanya Rp52,3 triliun.
 
Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia, Legowo Kusumonegoro mengatakan, total dana kelolaan tersebut ditopang dari produk reksadana saham sebesar Rp24,9 triliun atau 46 persen dari total dana kelolaan.
 
"Kami sampai dengan akhir maret AUM Rp54,3 triliun, masih tetap di topang reksa dana saham 46 persen dari total AUM, tapi masih ada produk-produk lainnya yang menopang total dana kelolaan itu," ujar Legowo dalam konferensi pers hasil riset Aging Asia Manulife Aset Manajemen di Mercantile Athletic Club, Jalan Jenderal Sudirman Kav 29-31, Jakarta Selatan, Kamis (4/6/2015).

Menurut dia, meski kondisi pasar yang terjadi saat ini, reksa dana saham masih cukup menarik untuk investasi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi tajam dan nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan, tidak menjadi alasan untuk melakukan investasi reksa dana saham.
 
"Kalau saya melihatnya selalu long term (jangka panjang). Jadi jangan dilihat short term (jangka pendek) bagaimana. Sampai saat ini banyak investor yang menanyakan kondisi market sekarang seperti apa, saham terkoreksi banyak, rupiah melemah, obligasi yield-nya ke mana," tukas Legowo.
 
Ia menilai, para investor harus percaya dengan kondisi pasar saat ini. Hal ini sejalan dengan perekonomian nasional yang diperkirakan akan menguat setelah proyek pembangunan infrastruktur yang dicanangkan pemerintah dapat terealisasi lebih cepat.
 
"Saya melihat Indonesia lima tahun sampai 10 tahun ke depan seperti apa. Kita harus percaya dengan ekonomi kita, kekuatan demografi kita, dan terealisasinya proyek infrastruktur pemerintah. Karena nantinya efek rill sektornya sangat kencang sekali," papar dia.
 
Kondisi tersebut, tambah dia, diperkirakan investasi akan lebih positif. Oleh sebab itu dalam berinvestasi, seseorang juga harus dapat melihat iklim investasi dalam jangka panjang.  "Selama kita percaya itu positif dan kedepannya positif, ya investasi saja," pungkas Legowo.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan