Ilustrasi. (FOTO: dok MI)
Ilustrasi. (FOTO: dok MI)

Butuh Waktu Tiga Bulan bagi Bank Turunkan Suku Bunga

Media Indonesia • 24 Juli 2019 10:18
Jakarta: Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan ke level 5,75 persen setelah selama delapan bulan bertahan di level enam persen.
 
Menyikapi hal itu, Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Herry Sidharta menyatakan pihaknya membutuhkan waktu sekitar tiga sampai empat bulan untuk menimbang besaran penurunan suku bunga kredit di BNI.
 
"Transmisi penurunan cost of fund sebagai dampak dari penurunan BI7DRR membutuhkan waktu sekitar 3-4 bulan," kata Herry, Selasa, 23 Juli 2019.

Herry menuturkan penurunan suku bunga acuan dari BI, termasuk kondisi likuiditas perbankan dan risiko kredit menjadi pertimbangan bank dalam penyesuaian suku bunga kreditnya.
 
Ia menambahkan, saat ini pihaknya masih mengkaji keputusan BI tersebut mengingat penurunan suku bunga acuan belum tentu berdampak langsung terhadap penurunan rate dana pihak ketiga (DPK).
 
"Terlebih saat ini likuiditas di perbankan relatif masih ketat," ujarnya.
 
Menyikapi hal itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani meminta perbankan segera menurunkan suku bunga pinjaman.
 
"Ini sudah kami harapkan sejak dua bulan lalu. Walau hanya turun 25 basis poin, itu sudah bagus. Sekarang harusnya segera direspons perbankan untuk turunkan suku bunga pinjaman," ujar Hariyadi.
 
Langkah tersebut harus segera diterapkan, sambungnya, supaya pasar kembali percaya diri. Terlebih, situasi politik Tanah Air semakin kondusif pascapenetapan hasil pemilihan umum oleh KPU dan pertemuan antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
 
"Semua hal positif ini harus segera direspons. Terlebih, pada semester kedua, kita selalu punya sejarah pertumbuhan ekonomi akan lebih bagus," tuturnya.
 
Tumbuh Positif
 
Di kesempatan berbeda, Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo dalam konferensi pers di kantornya mengungkapkan, PT BNI mencatat kinerja positif pada paruh pertama 2019. Selama semester I 2019, pertumbuhan kredit BNI mampu mencapai 20 persen year on year (yoy) menjadi Rp549,23 triliun dari Rp457,81 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
 
"Realisasi kredit tersebut menunjukkan fungsi intermediasi yang dijalankan BNI berjalan secara optimal. Ini seiring dengan upaya pemerintah yang terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi di tengah kon-disi ketidakpastian pasar keuangan global," kata Anggoro.
 
Ia menjelaskan, pertumbuhan kredit perbankan didorong pembiayaan pada korporasi yang mencapai 51,9 persen dari total portofolio kredit BNI dengan fokus pembiayaan pada sektor unggulan yang berisiko rendah, terutama ke sektor manufaktur, perdagangan, restoran, dan hotel, serta jasa.
 
"Ini sejalan dengan strategi yang ditetapkan, yaitu menjaga komposisi kredit korporasi di kisaran 50 persen hingga 55 persen dari total kredit," ujarnya.
 
Kredit korporasi BNI disalurkan pada korporasi swasta tumbuh 27,8 persen (yoy) dan BUMN 24,9 persen (yoy). Kredit yang dialirkan pada segmen usaha kecil mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 21,5 persen (yoy), termasuk di dalamnya penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang menjadi program utama pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan