Capaian KKB BCA pada 2019 tercatat sebesar Rp47,6 triliun. Angka tersebut mengalami penurunan 1,1 persen dari periode 2018.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja mengatakan adanya kedua opsi transportasi tersebut membuat pergeseran orientasi masyarakat, khususnya generasi milenial untuk memiliki kendaraan pribadi.
Kedua moda transportasi itu telah menurunkan permintaan pasar kendaraan bermotor di Jakarta.
"Karena MRT sudah lumayan bisa mengabsorb kebutuhan traveling orang. Kemudian Grab (ojek online), itu sangat memudahkan. Sehingga kaum milenial tak perlu harus betul-betul memiliki mobil," kata Jahja di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis, 20 Februari 2020.
Selain itu, pola gaya hidup generasi saat ini juga berubah. Padahal diakuinya BCA telah menawarkan bunga KKB perusahaan sangat murah dan terjangkau oleh masyarakat.
"KKB kita 3,63 persen satu tahun. Ini kalau dari segi pricing sudah sangat baik apa yang kita tawarkan," sebut dia.
Lebih lanjut Jahja merinci, penurunan KKB ini terjadi bukan karena penurunan minat orang untuk membeli mobil. Penurunan KKB ini dipicu oleh penurunan kredit pembelian motor.
"Turunnya bukan karena mobil, tapi karena motor," ucapnya.
Di sisi lain, BCA mengakui persaingan KKB sangat ketat, terutama dari perusahaan manufaktur. Ia menilai ada perusahaan manufaktur yang juga memiliki anak usaha yang bergerak di bisnis jasa keuangan.
"Kita juga punya pesaing, dari finance company yang dimiliki manufacturing. Karena mobil ini sensitif. Komponennya harus disiapkan 3 bulan sebelumnya. Jadi kalau mereka salah prediksi mau tak mau mereka harus jual dengan diskon, dan finance company bisa jual dengan harga diskon, ini tak bisa kami lawan," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News