Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Asmawi Syam mengakui jika pihak yang berhak berbicara terkait dengan merger bank BUMN adalah Kementerian BUMN. Namun, dari sisi bank UMKM seperti BRI, bank pelat merah ini merasa sudah memiliki sistem yang baik dalam pengelolaan. Sehingga menurutnya, saat ini tidak membutuhkan merger bank BUMN.
"Dari kita sebenarnya kita harapkan BRI ini sebagai bank UMKM dengan jaringan yang sudah dibentuk dengan baik. Dengan tersebar juga. Kita harapkan sementara kita sendiri saja," kata Asmawi, saat berbincang dengan Metrotvnews.com, di Jakarta, seperti diberitakan Rabu (9/12/2015).
Sebelumnya, beberapa bank BUMN sempat diwacanakan untuk melakukan merger guna memperbesar bisnis, terutama untuk mempersiapkan diri menghadapi MEA awal 2016.
Contohnya Bank Mandiri dan BNI. Sayangnya, Menteri BUMN, Rini Soemarno sempat bicara untuk mengkaji ulang keputusan untuk memerger kedua bank ini. Menurutnya, saat ini yang harus dilakukan oleh bank-bank perusahaan pelat merah adalah harus bisa lebih jeli melihat strategi demi mempertahankan pasar MEA mendatang.
Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Haryadi Ramelan mengatakan, untuk membuat perbankan nasional kuat menghadapi MEA, perbankan harus mempersiapkan keahlian, lalu bantuan Penyertaan Modal Negara (PMN), serta peningkatan cabang diberbagai negara. Dengan begitu bisa membuat bank nasional bersaing dengan bank lain.
Senada dengan yang dikatakan Asmawi terkait persiapan BRI menghadapi MEA, Asmawi mengatakan, BRI melakukan beberapa strategi khusus salah satunya adalah memperkuat perseroan dengan mengandalkan pasar UMKM.
Pasar UMKM BRI saat ini masih cukup besar yakni 73 persen sampai 75 persen dari berbagai daerah di Indonesia. Melihat potensi tersebut, dalam menghadapi MEA Asmawi mengungkapkan akan memperkuat pasar UMKM terlebih dulu.
"Strategi kita menghadapi MEA dari BRI ya, pertama tentunya kita memperkuat pasar kita dahulu. Pasar kita dalam penegertian BRI itu, pasar UMKM. Pasar UMKM itu adanya di daerah-daerah. Karena 73-75 persen itu nasabah BRI dan rup pinjaman BRI adanya di UMKM. Kita perkuat itu dulu," jelas Asmawi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News