Dahlan Iskan. Foto : MI/Galih.
Dahlan Iskan. Foto : MI/Galih.

Dahlan Iskan: Uang ASABRI Lebih Bisa Diselamatkan daripada Jiwasraya

Husen Miftahudin • 20 Januari 2020 15:29
Jakarta: Eks Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menilai kesalahan pengelolaan keuangan di PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau ASABRI (Persero) lebih mudah diselesaikan ketimbang kesalahan investasi yang dilakukan manajemen lama PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
 

Adapun kesalahan dalam pengelolaan keuangan dan investasi oleh manajemen ASABRI membuat perusahaan kehilangan Rp10 triliun. Sementara itu, aroma skandal pada kasus gagal bayar Jiwasraya merugikan negara hingga Rp13,7 triliun.
 
"Uang ASABRI mungkin lebih bisa diselamatkan daripada uang Jiwasraya. ASABRI punya punggung yang kuat," kata Dahlan dalam unggahan di blog pribadinya Disway.id berjudul 'Kerdipan ASABRI' dinukil Senin, 20 Januari 2020.
 
Dahlan menyebut-nyebut Benny Tjokrosaputro dan Heru Hidayat sebagai dalang kerugian kedua perusahaan asuransi pelat merah tersebut. Kedua nama itu juga sudah ditahan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).

Usut punya usut, Benny dan Heru bakal bertanggung jawab atas kerugian yang menerpa ASABRI. Maklum, keduanya disebut ogah bermasalah dengan asuransi milik TNI-Polri itu.
 
"Saya dengar dua orang itu sudah menandatangani surat pernyataan sanggup mengatasi dana yang hilang di ASABRI meskipun sebenarnya bisa saja keduanya merasa tidak bersalah. Tapi mereka tentu tidak mau 'kerdipan' itu meningkat menjadi 'pelototan' atau yang lebih 'wow' dari itu," urainya.
 
Benny dan Heru punya aset untuk mengembalikan kerugian ASABRI. "Mereka itu, khususnya Bentjok (Benny Tjokrosaputro), punya aset yang bisa dilirik. Memang bentuknya bukan uang kontan tapi bisa jadi uang kapan-kapan," ungkap dia.
 
Dahlan kemudian bercerita soal awal mula buntungnya ASABRI. Direksi perusahaan waktu itu menunjuk 17 perusahaan pengelola keuangan profesional untuk memutar uang agar dapat memperoleh bunga dan keuntungan yang lebih tinggi.
 
Ke-17 perusahaan tersebut merupakan perusahaan manajemen investasi yang pekerjaannya menjalankan uang orang lain secara profesional. "Mereka ini seharusnya bekerja untuk Asabri yang mengontraknya, tapi kok jadinya Asabri yang justru kehilangan Rp10 triliun," ketus Dahlan.
 
Saat ditelisik lebih jauh, ternyata 13 perusahaan manajemen investasi yang 'disewa' ASABRI itu terafiliasi dengan Benny dan Heru. Dahlan menyarankan agar pemerintah ikut menyelidiki ke-17 perusahaan pengelola uang yang ditunjuk ASABRI.
 
"Perlu diteliti siapa mereka itu. Mereka memang ahli dalam goreng-menggoreng saham, di pasar modal hal itu legal sepanjang tidak ada yang dilanggar. Salah satu hobi mereka memang mencari lubang di mana saja kelemahan peraturan di pasar modal, dan mereka bisa menemukan lubang itu," jelas Dahlan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan