Ilustrasi ekskavator. FOTO: MI/Susanto
Ilustrasi ekskavator. FOTO: MI/Susanto

Mengapa Pindad Membuat Ekskavator?

Suci Sedya Utami • 29 Juni 2015 08:51
medcom.id, Bandung: Perusahaan persenjataan nasional PT Pindad (Persero) kini melebarkan sayapnya dengan memproduski alat berat berupa ekskavator. Apa yang menjadi alasan perseroan memproduksi alat berat yang diberi nama Pindad Excava 200 itu?
 
Direktur Utama Pindad Silmy Karim menjelaskan alasan perusahaan yang dipimpinnya kini masuk ke bisnis alat berat. Alasan utama yakni perusahaan ini harus melakukan riset dan pengembangan produk pertahanan seperti senjata dan kendaraan tempur. Untuk bisa melakukan hal tersebut, dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
 
Selama ini, ruang gerak Pindad dalam produksi sangat bergantung pada penugasan pemerintah. Sehingga jika tak ada pesanan, maka produksinya ikut berhenti otomatis. Padahal, investasi yang dikeluarkan perusahaan tidak sedikit untuk membeli mesin dan peralatan pembuat produk yang menjadi penugasannya.

"Selama ini kita mendanai program riset dan pengembangan dengan mengandalkan dana pemerintah. Tapi tidak mungkin selamanya kita membebani pemerintah sehingga kita butuh sumber pendanaan yang lebih mandiri," terang dia saat ditemui di kantornya, Bandung, Jawa Barat, akhir pekan ini.
 
Maka dari itu, menurut Silmy perlu menggarap pasar yang bersifat komersial dengan harapan bisa menggalang laba yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pendanaan mandiri dalam melakukan program riset dan pengembangan.
 
Saat ini, kata dia, pasar alat berat di Tanah Air sangat besar, yakni mencapai 7.947 unit. "Kita ambil bagian 10 persen saja, itu cukup untuk mendongkrak kinerja kami. Pertama 700-an unit, kecil dululah dibandingkan dengan kebutuhan. Tapi artinya bagi perusahaan dan negara sangat besar," ujarnya.
 
Alasan kedua yakni teknologi pembuatan ekskavator telah dikuasai perusahaan dan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan produk lainnya.
 
"Kami menguasai teknologi pembuatan hidrolik dan pembuatan krain untuk membuat lengan ekskavator. Untuk rangka utama dan sistem penggerak juga kami menguasai karena kami berpengalaman membuar kendaraan tempur tank," sebutnya.
 
Ketiga, adanya dukungan dari pemerintah yang diinisiasi oleh Menteri PU-Pera, Menteri Perindustrian, dan didukung oleh Menteri BUMN. "Menteri PU-Pera minta di 18 Maret untuk produksi 100 unit per tahun. Pertama beliau minta tolong dibuatkan Prototype 1 unit selesai Juni. Pembuatan prototype tepat waktu satu unit di Juni," kata Silmy.
 
Ketiga alasan itulah yang mendasari perusahaan pelat merah ini berani terjun ke industri alat berat. "Saya bilang, kalau kita mandiri, duitnya enggak akan ke mana-mana. Buat apa kita menghidupi pabrik luar negeri dengan beli barang mereka kalau kita bisa produksi sendiri dan menghidupi pabrik di negeri sendiri," lugasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan