Andriati, 57, yang sudah berjualan parsel selama sepuluh tahun lebih mengaku, jumlah pengunjung dan pelanggan yang mendatangi kiosnya berkurang drastis. Biasanya, warga Bekasi ini bisa meraup untung hingga Rp3 juta per hari.
Namun, sepekan jelang Lebaran, kiosnya hanya melayani pembuatan 10 paket parsel. Omzetnya menurun, dulu Rp3 juta sehari sekarang hanya Rp1 juta sehari," ujarnya kepada Metrotvnews.com di Kawasan Cikini, Jakarta, seperti diberitakan Minggu 25 Juni 2017.

Meski begitu, Andriati tak terlalu mengeluhkan penurunan omzet sebab hal serupa pernah terjadi pada 2015. Menurutnya, parsel berisi makanan dan minuman kemasan lebih diminati daripada parsel berisi cangkir keramik maupun kaligrafi. Harga parsel yang dijual berkisar dari Rp150 ribu sampai Rp2 juta.
"Kita jual dari harga Rp100 ribu sampai Rp2 jutaan. Dan yang paling diminati dari harga 250 ribu untuk makanan dan pecah belah Rp650 ribu," tuturnya.

Pedagang parsel lain, Latif, 32, mengungkapkan penurunan omzet penjualan parsel di kawasan Cikini lantaran perubahan lokasi dagang. Biasanya pedagang parsel berjualan di sepanjang jalan Cikini tapi sekarang dipindahkan ke jalan Pengangsaan Timur di kawasan Kembangan.
"Karena lokasinya pindah, makanya omzetnya menurun," tambah Latif.
Biasanya Latif dapat menjual hingga 30 paket parsel per hari, tapi menjelang Lebaran tahun ini dia hanya mampu menjual paling banyak 15 paket sehari dengan keuntungan Rp2 juta.
"Sekarang 10 paket tahun lalu 15-30 paket," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News